Jakarta, CNBC Indonesia — Mobil mewah pejabat di Indonesia kerap menjadi sorotan masyarakat. Hal ini mengingatkan pada teladan lama dari Menteri Keuangan era Orde Baru, Mar'ie Muhammad.
Sejarah mencatat, sosok yang dijuluki Mr. Clean itu secara sukarela memilih menggunakan mobil pribadi yang sudah tua ketimbang mobil dinas pemerintah.
Bahkan, keputusan itu pernah membuatnya tidak bisa masuk Istana Negara karena dikira bukan pejabat. Bagaimana ceritanya?
Cerita tersebut terjadi pada 1996. Saat itu, Mar'ie dijadwalkan menerima Bintang Mahaputra dari Presiden Soeharto.
Jika biasanya tamu sekelas menteri datang dengan mobil mewah dan sopir, Mar'ie justru memilih datang bersama istrinya menggunakan Kijang tua keluaran 1980-an. Mobil itu milik pribadinya, bukan mobil dinas.
Setiba di gerbang Istana Negara, mobilnya dihentikan oleh petugas keamanan yang tidak menyadari bahwa penumpangnya adalah Menteri Keuangan. Penjaga mengira pasangan itu hanyalah tamu biasa karena kendaraan mereka tampak tua.
Namun setelah Mar'ie menunjukkan identitas dan menjelaskan maksud kedatangannya, para petugas buru-buru meminta maaf dan mempersilakan masuk.
Dalam autobiografi berjudul Mr.Clean Marie Muhammad (2025), tindakan itu bukan kebetulan. Mar'ie memang berpegang pada prinsip mobil dinas hanya untuk urusan dinas, bukan untuk keperluan pribadi.
"Mobil dinas itu harus dipakai untuk urusan pekerjaan, bukan untuk urusan pribadi," ujarnya suatu ketika.
Kegemaran Mar'ie menggunakan mobil tua bukan tanpa alasan. Dia dikenal tidak suka mengganti barang selama masih berfungsi baik. Menurut sang anak, ayahnya berprinsip bahwa efisiensi lebih penting daripada gengsi.
"Misalnya mobil, mau harganya Rp500 juta atau Rp100 juta, sama saja kan? Seperti jam tangan dan sepatu, kalau belum rusak ya tetap dipakai," ungkap anaknya.
Kesederhanaan Mar'ie bukan pencitraan, melainkan cerminan dari nilai hidup yang dia pegang, yakni bersih, jujur, dan tegas. Prinsip itu pula yang tercermin dalam kinerjanya sebagai pejabat negara.
Saat menjabat sebagai Dirjen Pajak, dia berhasil melampaui target penerimaan pajak dari Rp9 triliun menjadi Rp19 triliun. Sementara ketika dipercaya menjadi Menteri Keuangan, Mar'ie mampu menjaga keseimbangan anggaran dan menunda krisis ekonomi lewat kebijakan fiskal yang cermat dan berhati-hati.
Atas prestasi tersebut, majalah Asiamoney menobatkannya sebagai Menteri Keuangan Terbaik Asia pada 1995. Mar'ie sendiri pensiun sebagai bendahara negara pada 1998. Setelahnya, dia mengabdikan diri di dunia kemanusiaan dan anti-korupsi sampai wafat pada 11 Desember 2016.
(rob/mkh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pesan Terakhir Sri Mulyani: Jangan Pernah Lelah Mencintai Indonesia

4 hours ago
5
















































