Ini 8 Perusahaan yang Punya SPBU Terbanyak di Dunia: Shell Nomor 1

4 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Shell Indonesia, anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki oleh Shell plc (Shell), melepas bisis ritel denganmenjual Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Indonesia.

Vice President Corporate Relations Shell Indonesia Susi Hutapea menjelaskan bahwa pengalihan kepemilikan bisnis ini mencakup jaringan SPBU Shell serta kegiatan pasokan serta distribusi BBM di Indonesia. Namun tidak mencakup bisnis pelumas Shell yang berkembang di Indonesia.

Shell sendiri memasuki bisnis ritel bahan bakar di Indonesia sejak1 November 2005 di mana mereka membuka SPBU pertama di kawasan Lippo Karawaci, Tangerang.

"Kegiatan operasional bisnis SPBU Shell akan tetap berlangsung seperti biasa. Setelah proses pengalihan kepemilikan ini selesai, merek Shell akan tetap berada di Indonesia, produk BBM akan dipasok melalui Shell dan pelanggan akan terus memiliki akses untuk menggunakan produk BBM berkualitas tinggi," ujar Susi dalam keterangan tertulis Jumat (23/5/2025).

Shell Miliki 44.000 SPBU, Terbanyak dari Perusahaan Lain
Dikutip dari laporan tahunan Shell, mereka memiliki lebih dari 44.000 SPBU di seluruh dunia.

Setiap harinya, sekitar 33 juta pelanggan ritel membeli bahan bakar di SPBU Shell mulai dari bahan bakar berkualitas, pengisian daya kendaraan listrik, hingga produk dan layanan kenyamanan maupun non-bahan bakar.

Industri ritel bahan bakar global didominasi oleh pemain utama yang dikenal karena jaringan mereka yang luas dan memiliki modal kuat. Mereka adalah perusahaan-perusahaan energi raksasa dunia.

Berikut jumlah SPBU dan laba bersih dari raksasa penjual bahan bakar dunia dikutip dari Brand Valuer:

1.Shell

Dengan sekitar 44.000 stasiun di lebih dari 80 negara, Shell memiliki salah satu jaringan ritel bahan bakar terbesar di dunia.

Dengan jumlah jaringan terbesar di dunia, Shell mampu membukukan laba bersih sebesar US$ 16,5 miliar pada 2024.

2. Sinopec

Perusahaan minyak besar China lainnya, Sinopec, mengoperasikan lebih dari 30.971 stasiun, menjadikannya salah satu peritel bahan bakar terbesar di dunia. Fokus perusahaan mencakup perluasan layanan dan peningkatan kualitas bahan bakar.

Pada 2024, Sinopec mencatatkan laba bersih sebesar ¥50,3 miliar (sekitar $6,94 miliar), mengalami penurunan sekitar 16,8% dibandingkan tahun sebelumnya.


3 Indian Oil Corporation Ltd. (IOCL)

Per Mei 2025, Indian Oil Corporation Ltd. (IOCL) memiliki jaringan lebih dari 37.500 stasiun pengisian bahan bakar (SPBU) di seluruh India, menjadikannya perusahaan dengan jumlah SPBU terbanyak di negara tersebut

Pada tahun fiskal 2024-2025, Indian Oil Corporation Ltd. (IOCL) melaporkan laba bersih konsolidasi sebesar ₹13.507,84 crore (sekitar US$ 1,6 miliar mengalami penurunan sekitar 68% dibandingkan dengan laba bersih sebesar ₹41.729,69 crore pada tahun fiskal sebelumnya.

4. PetroChina

Per 30 Juni 2024, PetroChina mengoperasikan 22.842 SPBU di seluruh China. Dari jumlah tersebut, sekitar 20.608 SPBU dimiliki dan dioperasikan langsung oleh perusahaan, sementara sisanya dikelola melalui kemitraan atau waralabapasar otomotif yang terus berkembang.

Pada tahun 2024, PetroChina mencatatkan laba bersih sebesar ¥164,68 miliar (sekitar $22,7 miliar), meningkat 2% dibandingkan tahun sebelumnya. Pencapaian ini merupakan rekor laba tahunan tertinggi dalam sejarah perusahaan.

5.BP (British Petroleum)

BP mengoperasikan sekitar 21.200 stasiun di berbagai benua. Merek ini dikenal atas fokusnya pada efisiensi energi dan inisiatif keberlanjutan. Pada 2024, BP mencatat laba bersih sebear

Pada 2024, BP mencatatkan laba bersih sebesar $381 juta, anjlok 97% dibandingkan 2023 mencapai $15,2 miliar.

Penurunan laba ini disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk margin penyulingan yang lebih rendah, penurunan harga realisasi minyak dan gas, serta hasil perdagangan gas dan minyak yang lebih lemah.

6. ExxonMobil

Beroperasi di bawah merek Exxon, Mobil, dan Esso, ExxonMobil mengelola sekitar 21.000 stasiun di seluruh dunia. Perusahaan ini menekankan pada kemajuan teknologi dan penawaran bahan bakar premium.

Per April 2025, terdapat 11.577 SPBU ExxonMobil di Amerika Serikat.

Pada tahun 2024, ExxonMobil mencatatkan laba bersih sebesar $33,7 miliar, Angka ini mengalami penurunan sekitar 6,5% dibandingkan dengan laba bersih tahun 2023 yang sebesar $36,0 miliar.

7. Chevron

Chevron beroperasi di bawah merek Chevron dan Caltex, terutama di Amerika Utara dan kawasan Asia-Pasifik. Perusahaan ini dikenal dengan bahan bakar dan pelumas berkualitas tinggi.

Per 2024, Chevron mengoperasikan jaringan stasiun pengisian bahan bakar (SPBU) yang luas di seluruh dunia, dengan total sekitar 19.550 SPBU di 84 negara

Pada 2024, Chevron Corporation mencatatkan laba bersih sebesar $17,66 miliar, mengalami penurunan sekitar 17% dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai $21,37 miliar.

Penurunan ini terutama disebabkan oleh harga minyak mentah yang lebih rendah dan margin penyulingan yang menyempit.

8. TotalEnergies

TotalEnergies mengoperasikan sekitar 16.000 SPBU di lebih dari 70 negara di seluruh dunia. Perusahaan ini berkomitmen untuk menyediakan solusi energi yang lebih bersih dan meningkatkan pengalaman pelanggan.

Pada 2024, TotalEnergies mencatatkan laba bersih sebesar $15,8 miliar, mengalami penurunan sekitar 26% dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai $21,4 miliar.

Namun, jika menggunakan metrik laba bersih yang disesuaikan (adjusted net income), yang mencerminkan kinerja operasional inti perusahaan dengan mengecualikan faktor-faktor non-recurring, TotalEnergies membukukan laba sebesar $18,3 miliar

Bagaimana dengan Pertamina?

Hingga akhir 2024, Pertamina mengoperasikan sekitar 7.868Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di seluruh Indonesia. Jumlah ini setara dengan 96% pangsa pasar nasional.

Pada 2023, PT Pertamina (Persero) mencatatkan laba bersih sebesar USD 4,44 miliar atau sekitar Rp 72 triliun,

(mae/mae)

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |