Komet Alien Dekati Matahari, PBB Tebar Peringatan ke Seluruh Dunia

7 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - NASA dan International Asteroid Warning Network tiba-tiba memulai kampanye untuk memantau komet 3I/ATLAS. Meski disebut tak berdampak pada Bumi, objek itu jadi perhatian publik beberapa waktu terakhir.

IAWNadalah badan yang dibentuk PBB untuk memberikan rekomendasi ke pemerintah negara-negara dunia cara merespons ancaman objek luar angkasa.

Upaya global yang diserukan oleh kedua badan tersebut melibatkan teleskop, pusat riset, dan sukarelawan di seluruh dunia. Fokusnya adalah mencari cara untuk mendeteksi dan memprediksi pergerakan objek yang berpotensi menyebabkan bencana di Bumi.

Pemantauan besar-besaran atas 3I/ATLAS penting untuk memahami pergerakan komet. Komet yang memiliki atmosfer berkabut dan ekor terang biasanya sulit dipantau sehingga pergerakannya lebih sulit diperhitungkan.

Lewat analisis atas 3I/ATLAS, ilmuwan bisa menguji teknik yang paling akurat untuk mengukur kecepatan, arah, dan dampak gravitasi ke lintasan komet.

C/2025 N1 (ATLAS) dideteksi pada 1 Juli 2025. Gambarnya ditangkap oleh teleskop Asteroid Terrestrial-impact Last Alert System (ATLAS) di Chili.

Menurut NASA, lintasannya menunjukkan objek berasal dari sistem bintang lain. Bahkan ATLAS disamakan dengan objek yang sempat membuat heboh publik Oumuamua (2017) dan Borisov (2019).

Mengutip Internasional Business Times, komet itu berada pada jarak terdekatnya dengan Matahari pada 20 Oktober 2025. Sementara jaraknya dengan Bumi mencapai 270 juta kilometer dan tidak berdampak apapun.

Komet itu juga tidak memiliki ciri khas yang mengancam. Teleskop Luar Angkasa Hubble menunjukkan koma samar dan ekor debu menunjukkan 3I/ATLAS yang memiliki lebar 5,6 kilometer berperilaku seperti komet pada umunya.

Teleskop Luar Angkasa James Webb mencatat koma komet mengandung kadar karbon dioksida yang tinggi. Sementara aktivitas es air nya relatif rendah.

Meski disebut tak berdampak untuk Bumi, 3I/ATLAS telah menarik perhatian banyak orang. Bahkan ada yang menyebutnya buatan.

Dalam tulisannya di laman Medium, ahli astrofisika asal Harvard, Avi Loeb mengatakan objek itu patut jadi perhatian khusus. Meskipun secara sederhana, dia mengatakan objek itu tetaplah sebuah komet.

Di sisi lain, ilmuwan NASA berupaya meyakinkan jika ATLAS memang sebuah komet. Salah satunya dilakukan Tom Statler, seorang ilmuwan senior di Divisi Ilmu Planet NASA.

"Benda itu nampak seperti komet, melakukan hal biasa seperti komet. Bukti-buktinya juga menunjukkan benda ini adalah alamiah," jelasnya kepada The Guardian.


(dem/dem)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Penampakan Batu Harga Rp 65 Miliar, Ternyata Berasal dari Sini

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |