Krisis Pangan Global: ini 5 Wilayah yang Paling Menderita Kelaparan

6 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Dunia tengah menghadapi lonjakan krisis pangan akut yang belum pernah terjadi sebelumnya. Berdasarkan Global Report on Food Crises (GRFC) yang dirilis pertengahan Mei 2025, sebanyak hampir 300 juta orang di seluruh dunia hidup dalam kondisi rawan pangan, dengan jutaan di antaranya terancam kelaparan akut. Berikut Daftar wilayah yang mengalami kelaparan parah.

Gaza: Krisis Terburuk yang Pernah Tercatat

Wilayah Jalur Gaza menempati posisi pertama sebagai krisis pangan terburuk di dunia. Hampir seluruh populasi lebih dari 2 juta jiwa mengalami kelangkaan pangan akut. Separuh di antaranya telah berada dalam kondisi katastrofik atau kelaparan ekstrem (IPC Fase 5). Blokade total, konflik berkepanjangan, dan runtuhnya sistem distribusi pangan menjadi penyebab utama bencana kemanusiaan ini.

Sudan: Perang Saudara Memicu Kelaparan Massal

Konflik internal yang berkecamuk sejak 2023 terus memperparah situasi di Sudan. Lebih dari 25 juta orang terdampak kelaparan akut, dengan banyak di antaranya tinggal di kamp pengungsian yang minim akses bantuan. Beberapa wilayah seperti Darfur Utara bahkan telah dikonfirmasi mengalami kelaparan (IPC Fase 5).

Sudan Selatan: Kombinasi Konflik dan Iklim

Sudan Selatan menghadapi tekanan ganda berupa konflik internal dan bencana alam seperti banjir. Akibatnya, lebih dari 7 juta orang hidup dalam kondisi krisis pangan, terutama di wilayah pedesaan yang terisolasi.

Yaman : Ancaman Kelaparan Semakin Dekat

Pada tahun 2025, Yaman menghadapi krisis pangan yang sangat parah dengan lebih dari separuh penduduknya, sekitar 17 juta orang, mengalami kerawanan pangan akut akibat konflik berkepanjangan, krisis ekonomi, dan perubahan iklim. Perang yang berlangsung lebih dari satu dekade telah merusak infrastruktur dan menghambat distribusi bantuan, sementara inflasi dan anjloknya nilai mata uang semakin memperburuk daya beli masyarakat. Bencana alam seperti kekeringan dan banjir juga merusak lahan pertanian, memperparah kondisi pangan. Meski bantuan kemanusiaan terus disalurkan, kekurangan dana menjadi tantangan besar untuk memenuhi kebutuhan dasar jutaan warga yang bergantung pada bantuan internasional, sehingga meningkatkan risiko kelaparan massal di negara tersebut.

Haiti: Kekerasan Geng Rusak Rantai Pangan

Haiti kembali masuk dalam daftar negara dengan krisis pangan terparah. Sekitar 5,4 juta orang menghadapi kesulitan akses pangan, sementara ribuan lainnya hidup dalam kelaparan. Akar masalahnya terletak pada kekacauan politik dan kekerasan geng yang merusak distribusi logistik dan stabilitas harga pangan.

Krisis pangan global di 2025 sudah mencapai tingkat kritis, dengan kematian yang signifikan terutama di wilayah konflik dan yang paling rentan seperti Gaza dan Sudan. Tanpa bantuan internasional yang memadai dan solusi jangka panjang, angka kematian akibat kelaparan diperkirakan akan terus meningkat secara signifikan, terutama di kalangan anak-anak dan kelompok rentan lainnya.

FAO dan WFP menyebutkan bahwa kelaparan tidak hanya menjadi persoalan negara berkembang, tetapi juga sinyal kegagalan kolektif dunia dalam merespons konflik, perubahan iklim, dan ketimpangan distribusi pangan. Pengurangan besar-besaran terhadap pendanaan bantuan kemanusiaan oleh negara donor seperti Amerika Serikat turut memperburuk situasi.

CNBC INDONESIA RESEARCH

(dag/dag)

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |