Makin Banyak Anak Alami Kesepian, Psikiater Ungkap Pemicunya

7 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Tidak hanya orang dewasa, kesepian juga bisa dialami anak-anak. Hal ini bisa berdampak buruk bagi kehidupan mereka.

Menurut data Pew Research Center tahun 2025, sekitar 24% remaja berusia 18 hingga 29 tahun merasa kesepian atau terisolasi hampir sepanjang waktu, sementara 20% remaja berusia 30 hingga 49 tahun melaporkan merasakan hal yang sama.

Ternyata hal itu bahkan lebih berlaku untuk remaja laki-laki. Lebih dari seperempat, 26%, remaja laki-laki berusia 11 hingga 17 tahun di AS melaporkan merasa kesepian, menurut laporan terbaru dari lembaga nirlaba Common Sense Media.

"Anak-anak semakin kesepian. Dan itu sesuatu yang sudah kita ketahui sejak lama," kata Dr. German Velez, seorang psikiater anak dan remaja di Columbia University Medical Center

Berikut alasan dan apa yang dapat dilakukan orang tua untuk mengatasinya mengutip CNBC Make It.

Anak-anak makin jarang keluar rumah

Aktivitas kelompok, seperti olahraga, adalah salah satu hal yang cenderung disebut anak laki-laki sebagai sesuatu yang membantu meredakan kesepian mereka. Namun, anak-anak tidak sering keluar rumah seperti dulu.

Sekitar 34% anak tidak bermain di luar ruangan pada hari sekolah dan 20% tidak bermain di luar ruangan pada akhir pekan, menurut sebuah studi terbaru yang diterbitkan dalam jurnal Wellbeing, Space and Society.

Dalam bukunya yang terbit tahun 2024, "The Anxious Generation", psikolog sosial Jonathan Haidt menjelaskan bahwa dengan semakin populernya istilah-istilah seperti bahaya orang asing, semakin banyaknya akses ke berita yang mengkhawatirkan, dan hilangnya kepercayaan pada masyarakat luas, orang tua menjadi semakin takut membiarkan anak-anak mereka bermain di luar rumah secara mandiri.


(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Suga BTS Donasi Rp59,6 Miliar untuk Bangun Pusat Terapi Autisme

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |