Muncul Lagi Tanda 'Kiamat' Baru, Kali Ini Datang dari Inggris

4 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Selain berpotensi menimbulkan 'kiamat' atau bencana iklim, perubahan pola cuaca dan kondisi iklim global juga memberikan peluang baru yang sebelumnya tidak pernah terpikirkan. Inggris saat ini diketahui tengah bersiap menghadapi wajah baru sektor pertanian imbas dari perubahan iklim.

Seiring meningkatnya suhu dan berubahnya pola curah hujan, para peneliti kini mulai menanam tanaman yang sebelumnya dianggap mustahil tumbuh di negeri itu, termasuk padi dan lemon.

"Menanam padi belum pernah dilakukan sebelumnya di Inggris," ujar Nadine Mitschunas, ahli ekologi lapangan dari UK Centre for Ecology & Hydrology (UKCEH), seperti dikutip AFP, Jumat (31/10/2025). "Namun, seiring menghangatnya suhu akibat perubahan iklim, ini bukan ide yang terlalu gila karena tampaknya berhasil."

Mitschunas memimpin proyek penelitian di kawasan Fens, Cambridgeshire, dengan membasahi kembali lahan gambut yang sebelumnya dikeringkan untuk pertanian.

Diketahui, wilayah itu selama ini menjadi sentra sayuran Inggris, memasok sepertiga kebutuhan nasional serta 20% kentang dan bit gula. Namun, drainase yang berlebihan telah menyebabkan degradasi lahan dan pelepasan karbon dioksida dari gambut, yang semestinya berfungsi sebagai penyerap karbon alami.

"Kami menyadari tanah kami semakin menipis dan kami perlu berubah untuk mengamankan masa depan," kata Sarah-Jane Taylor, salah satu pemilik lahan yang terlibat dalam proyek tersebut. Ia menilai ketersediaan air akan menjadi masalah serius bagi petani Inggris di masa depan.

Proyek UKCEH ini menguji sembilan varietas padi yang berasal dari berbagai negara seperti Amerika Serikat, Filipina, dan Jepang. Empat di antaranya menunjukkan hasil menjanjikan, terutama varietas asal Kolombia. Bibit ditanam pada Juni dan mulai dipanen awal Oktober.

"Saya belum makan nasi saya sendiri," canda Mitschunas, "tapi mungkin 10 tahun lagi itu bisa jadi kenyataan."

Selain padi, Mitschunas juga meneliti potensi tanaman lain seperti buncis, kedelai, lemon, dan okra, tanaman yang diprediksi akan lebih cocok di iklim Inggris yang makin hangat. Penelitian ini tak hanya soal ketahanan pangan, tapi juga regenerasi lahan gambut untuk meningkatkan kapasitas penyerapan CO₂.

Sementara itu, Profesor Mark Chapman dari Universitas Southampton menilai langkah ini sangat penting untuk transisi pertanian Inggris.

"Jika kita menunggu hingga 20 atau 30 tahun dan baru menyadari bahwa kita tak bisa menanam gandum seperti dulu, kita akan punya masalah besar," ujarnya. Ia menekankan perlunya memperlancar transisi dengan melibatkan petani dan membiasakan konsumen pada tanaman baru.

Bagi para petani seperti keluarga Taylor, ide menanam padi tak lagi dianggap aneh. "Dulu kentang dan bit gula tidak ditanam di sini, tapi sekarang jadi tanaman utama. Jadi, mengapa padi tidak bisa menjadi pilihan di sini?" kata Sarah-Jane.


(tfa/tfa)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Video: Inflasi Inggris Betah di Level Tinggi Pada Mei 2025

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |