Jakarta, CNBC Indonesia - PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) menandatangani kontrak jangka panjang berupa Perjanjian Jual Beli Gas (PJBG) dengan PT Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ). KPI akan menggunakan pasokan gas jangka panjang untuk memenuhi kebutuhan gas di Kilang Balongan, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.
Kedua perusahaan tersebut bersepakat tepatnya pada ajang IPA Convention and Exhibition 2025 yang berlangsung di ICE BSD City. Direktur Utama KPI Taufik Aditiyawarman mengungkapkan PJBG dengan PHE ONWJ tersebut menjadi upaya perusahaan untuk menjamin pasokan gas jangka panjang untuk Kilang Balongan.
"Dan diharapkan rencana peningkatan pasokan gas dari ladang gas OO-OC-OX di Wilayah Kerja ONWJ dapat beroperasi tepat waktu pada awal tahun 2026," ujarnya pada acara IPA Convex 2025, seperti dikutip dari keterangan resmi, Rabu (21/5/2025).
Volume suplai gas yang akan diperoleh KPI untuk Kilang Balongan dari kerjasama PJBG akan mencapai 23 Billion British Thermal Unit per Day (BBTUD). Taufik berharap pasokan gas ini dapat meningkatkan keandalan operasional kilang KPI guna memastikan ketersediaan bahan bakar minyak untuk kebutuhan domestik.
Selain meneken kerja sama untuk Kilang Balongan, KPI juga menandatangani amandemen PJBG dengan EMP Bentu Limited untuk kebutuhan gas di Kilang Dumai. Amandemen ini bertujuan untuk memperpanjang periode pasokan gas dari Wilayah Kerja Bentu hingga tahun 2028 dan untuk memaksimalkan upaya pengambilan Gas Make-Up di Kilang Dumai.
"EMP Bentu Limited merupakan salah satu mitra strategis kami. Berkat dukungan dari Kementerian ESDM dan SKK Migas, kerjasama dengan EMP akan dapat menjamin keamanan pasokan gas dan mendukung operasional kilang KPI," imbuh Taufik.
Penandatanganan dua PJBG tersebut, lanjut Taufik, dinilai bukan hanya langkah bisnis semata. Hal itu dinilai menjadi komitmen KPI untuk memenuhi kebutuhan energi nasional dengan cara yang lebih ramah lingkungan.
Karena itu pula, penggunaan gas dalam operasional kilang juga dinilai menjadi salah satu upaya KPI untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan mendorong dekarbonisasi.
Hal itu sekaligus menjadi upaya perusahaan dalam mendukung target Net Zero Emission (NZE) tahun 2060 atau lebih cepat. "Penggunaan gas sebagai fuel untuk pengolahan minyak di kilang juga akan meningkatkan efisiensi kilang dan menghasilkan emisi yang lebih bersih sehingga dapat meningkatkan kontribusi KPI pada pengurangan emisi," tandasnya.
(pgr/pgr)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Ekspor Jepang ke AS Susut di Tengah Tekanan Tarif Trump
Next Article KPI Siap Produksi SAF Tersertifikasi Pertama di ASEAN