Jakarta, CNBC Indonesia - Kelompok paramiliter Rapid Support Forces (RSF) Sudan pada Minggu (26/10/2025) mengeklaim telah merebut kendali penuh atas kota El Fasher, ibu kota negara bagian Darfur Utara.
Jika dikonfirmasi, penaklukan ini akan berarti RSF telah menguasai seluruh lima negara bagian Darfur, menandai kemajuan signifikan dan berpotensi membagi Sudan secara de facto.
"Kami telah memperluas kendali atas kota El Fasher dari cengkeraman tentara bayaran dan milisi," ujar pengumuman kelompok itu, dilansir The Associated Press.
El Fasher merupakan benteng besar terakhir yang tersisa di tangan angkatan bersenjata Sudan (Sudanese Armed Forces/SAF) di wilayah Darfur, yang telah dikepung oleh RSF selama lebih dari setahun.
Kota tersebut menampung kamp pengungsian yang tahun lalu telah dinyatakan mengalami kelaparan parah.
Sejak RSF mengepung El Fasher pada Mei 2024, kekerasan di kawasan tersebut terus meningkat. Serangan drone dan artileri oleh RSF telah menewaskan setidaknya 60 orang di tempat penampungan pengungsi saja pada bulan ini.
Perang di Sudan, yang pecah pada April 2023 antara tentara yang dipimpin oleh Jenderal Abdel Fattah al-Burhan dan RSF yang dipimpin oleh panglima perang Mohamed Hamdan Dagalo (Hemedti), telah berlangsung selama dua tahun dan telah menelantarkan lebih dari 13 juta orang.
Menurut PBB, lebih dari 600.000 orang telah mengungsi dari kota tersebut, sementara sekitar 260.000 warga sipil masih terjebak di dalamnya, terputus dari bantuan kemanusiaan.
Laporan-laporan dari PBB dan kelompok hak asasi manusia menyebutkan RSF dan milisi sekutunya telah menargetkan kelompok etnis non-Arab di Darfur.
Laporan PBB pada November 2024 mengungkapkan bahwa para pejuang RSF bahkan mengancam akan memaksa wanita melahirkan "bayi Arab."
Para analis memperingatkan bahwa jika penguasaan RSF atas El Fasher dikonfirmasi, itu akan memperkuat posisi RSF dalam konflik yang telah memasuki tahun kedua. Meskipun tentara Sudan berhasil merebut kembali sebagian besar Khartoum pada Maret 2025, pertempuran kini berkobar di wilayah selatan dan barat negara itu.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article
Ngeri! Perang Saudara Picu Pembantaian Massal di Sini, 300 Orang Tewas

5 hours ago
1
















































