PLN Gandeng ADB Garap 3 PLTS Berkapasitas 300 MW

4 hours ago 5

Jakarta, CNBC Indonesia - PT PLN Indonesia Power (PLN IP) menyampaikan telah mendapatkan pembiayaan dari Bank Pembangunan Asia (ADB) untuk menggarap tiga proyek pembangkit listrik tenaga surya (PLTS). Adapun ketiga proyek tersebut berkapasitas 300 megawatt (MW).

Direktur Utama PLN IP Bernadus Sudarmanta menjelaskan bahwa tiga proyek ini terdiri dari dua PLTS land based dan satu PLTS terapung. Karena itu, pihaknya menggandeng mitra global dari sejumlah negara untuk menggarap proyek ini.

"ADB yang aku tahu hari ini sudah committed untuk membiayai pendanaan untuk proyek Hijaunesia. Itu hari ini yang akan segera mungkin di launching di 300 MW. Itu di tiga lokasi, dua itu land base, satu itu floating," kata Bernadus di Jakarta, Selasa (4/11/2025).

Ia pun membeberkan total investasi untuk masing-masing proyek diperkirakan mencapai US$ 80 juta hingga US$ 100 juta. Adapun, sejumlah mitra yang akan bergabung dalam proyek tersebut adalah Golden Concord Limited (GCL) dari China, Vena Energy dari AS, Masdar dan ACWA Power dari Arab Saudi.

"Partnernya untuk proyek ini kita berpartner dengan beberapa international developer," ujarnya.

Bernadus menjelaskan proyek ini akan dikembangkan melalui skema investasi bersama, di mana pihaknya akan memegang porsi kepemilikan sebesar 51% sementara 49% sisanya dimiliki oleh mitra asing. Adapun struktur pembiayaannya terdiri dari 30% modal sendiri dan 70% melalui pinjaman.

Sebagaimana diketahui, pemerintah bakal menggenjot pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) hingga 2034. Hal tersebut menyusul disahkannya Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN (Persero) untuk periode 2025-2034.

Adapun, dari seluruh jenis kapasitas pembangkit energi bersih yang akan dibangun di dalam RUPTL baru, sumber energi surya memiliki porsi yang cukup besar yakni 17,1 GW. Hal tersebut terjadi lantaran pembangkit listrik berbasis energi surya memiliki potensi yang cukup besar di Indonesia karena intensitas panas matahari yang cukup tinggi.

Berdasarkan bahan paparan Kementerian ESDM, dari total rencana penambahan sebesar 69,5 gigawatt (GW), sekitar 42,6 GW akan berasal dari pembangkit EBT, 10,3 GW dari sistem penyimpanan energi (storage), sedangkan 16,6 GW dari pembangkit berbasis energi fosil.

Adapun rinciannya untuk kapasitas pembangkit EBT adalah sebagai berikut Surya: 17,1 GW, Air: 11,7 GW, Angin: 7,2 GW, Panas bumi: 5,2 GW, Bioenergi: 0,9 GW, Nuklir: 0,5 GW.

Sementara itu, untuk kapasitas sistem penyimpanan energi mencakup PLTA pumped storage sebesar 4,3 GW dan baterai 6,0 GW. Kemudian, untuk pembangkit fosil masih akan dibangun sebesar 16,6 GW, terdiri dari gas 10,3 GW dan batubara 6,3 GW.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Gangguan Kelistrikan Sepanjang 2024 Turun Drastis 24,32%

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |