Jakarta, CNBC Indonesia - Konglomerasi milik Warren Buffett, Berkshire Hathaway mencatatkan rekor baru untuk jumlah kas yang dimiliki pada kuartal ketiga tahun ini. Berdasarkan laporan keuangan yang dirilis Sabtu, (1/11/2025), kas perusahaan kembali melonjak ke level tertinggi sepanjang sejarah.
Berkshire melaporkan laba operasional kuartal ketiga sebesar US$13,5 miliar atau sekitar Rp 224.89 triliun, naik dari US$10,1 miliar pada periode yang sama tahun lalu dan US$11,2 miliar pada kuartal sebelumnya. Kenaikan tersebut terutama didorong oleh lonjakan pendapatan dari segmen asuransi.
Total kas dan setara kas Berkshire tumbuh menjadi US$381,7 miliar atau sekitar Rp 6.358,74 triliun, mencetak rekor baru setelah sebelumnya sempat turun menjadi US$344,1 miliar pada kuartal kedua. Sebagian besar dana ini diinvestasikan dalam surat utang pemerintah AS berjangka pendek (Treasury bills).
Bagi para pemegang saham Berkshire, tumpukan kas ini dianggap sebagai "amunisi kering" atau cadangan dana yang siap digunakan untuk investasi baru. Rekor kas tersebut menandakan Buffett mungkin tengah menunggu peluang akuisisi atau investasi yang lebih menarik di pasar.
Meski demikian, perusahaan kembali tidak melakukan pembelian kembali saham (buyback) pada kuartal ini. Keputusan ini memperpanjang periode terpanjang tanpa buyback sejak Buffett memperoleh kewenangan tambahan untuk melakukannya pada 2018.
Biasanya, perusahaan melakukan buyback ketika menganggap sahamnya undervalued karena aksi tersebut dapat meningkatkan nilai kepemilikan per saham investor. Namun, Berkshire memilih menahan diri di tengah valuasi pasar yang dinilai masih tinggi.
Investor juga terus memantau transisi kepemimpinan setelah Buffett mengumumkan akan mundur sebagai CEO pada akhir tahun. Langkah tersebut menandai berakhirnya era panjang kepemimpinan "Oracle of Omaha" di perusahaan tersebut.
Sepanjang tahun ini, saham kelas B Berkshire telah naik 6,1%, tertinggal dari indeks acuan S&P 500 yang menguat 16,3%. Kondisi ini berbalik dari tahun lalu, saat saham Berkshire sedikit mengungguli kinerja pasar.
Analis menilai perlambatan tersebut berkaitan dengan hilangnya apa yang disebut sebagai "Buffett premium". Selama bertahun-tahun, keyakinan investor terhadap kemampuan investasi Buffett telah memberi valuasi lebih tinggi bagi Berkshire, namun kini efek itu mulai memudar seiring peralihan kepemimpinan kepada Wakil Ketua Greg Abel.
(ayh/ayh)
                    
                                                
    [Gambas:Video CNBC]
Next Article Diborong Warren Buffett, Saham Domino's Pizza Terbang 1.700%

                        5 hours ago
                                2
                    















































