Susi Setiawati, CNBC Indonesia
18 December 2025 09:35
Jakarta, CNBC Indonesia - Menjelang penutupan tahun, dua emiten dijadwalkan melaksanakan rights issue dalam waktu yang hampir bersamaan, yakni PT Cahayasakti Investindo Sukses Tbk (CSIS) dan GMF AeroAsia (GMFI).
Meski realisasi dana rights issue baru akan diterima pada tahun depan, investor yang berencana menebus Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) perlu mencermati jadwal cum date yang jatuh secara bersamaan pada Jumat besok (19/12/2025), sebagai batas terakhir pembelian saham yang masih memberikan hak atas rights tersebut.
Selanjutnya, mari kita ulas satu per satu baik CSIS dan GMFI terkait rencana dan prospek right issue-nya:
CSIS
Dalam rencana rights issue ini, CSIS menargetkan perolehan dana segar sebesar Rp198,66 miliar melalui penerbitan 552,80 juta saham baru, setara dengan 28,57% dari modal ditempatkan dan disetor, dengan harga pelaksanaan Rp380 per saham.
Jika dibandingkan dengan harga saham CSIS per 17 Desember 2025 di level Rp525, harga rights tersebut mencerminkan diskon sekitar 28%. Meski terlihat menarik, diskon besar ini berpotensi memicu penyesuaian harga saham yang cukup signifikan setelah cum date.
Dengan rasio HMETD 10 saham lama berhak atas 4 saham baru, estimasi harga teoritis CSIS berada di kisaran Rp484 per saham, yang berarti terdapat risiko koreksi sekitar 8% dari harga pasar terkini.
Oleh karena itu, investor dengan harga beli tinggi sebaiknya menghitung ulang harga rata-rata setelah menebus HMETD, agar risiko koreksi dapat diimbangi oleh manfaat diskon rights issue.
Dari sisi penyerapan, pengendali CSIS, yaitu PT Andalan Utama Bintara, telah menyatakan komitmen untuk menyerap seluruh haknya sebesar 57,23%, atau sekitar 299,2 juta saham baru senilai Rp113,69 miliar.
Sementara itu, struktur kepemilikan juga mencatat keberadaan PT Olympic Kapital Equity sebagai pemegang saham signifikan dengan porsi 22,77%, di samping kepemilikan publik sekitar 20%. Apabila pemegang saham minoritas besar ini tidak menebus HMETD, terdapat potensi kenaikan free float sekaligus dilusi kepemilikan yang cukup berarti.
GMFI
Berikutnya, ada rights issue GMFI yang tergolong jumbo dengan target dana mencapai Rp6,21 triliun. Perseroan akan menerbitkan hingga 90,05 miliar saham baru, setara dengan 70,56% dari modal ditempatkan dan disetor setelah aksi korporasi, dengan harga pelaksanaan Rp69 per saham.
Sebagai informasi, HMETD milik pengendali GMFI akan dialihkan sepenuhnya dari Garuda Indonesia (GIAA) kepada Angkasa Pura Indonesia (API). API telah memastikan akan mengeksekusi seluruh rightss tersebut melalui skema non-tunai (inbreng) berupa aset lahan di kawasan Bandara Internasional Soekarno-Hatta, dengan nilai appraisal mencapai Rp5,66 triliun.
Aksi inbreng ini bertujuan untuk memperbaiki struktur permodalan GMFI, mengembalikan posisi ekuitas menjadi positif, serta mengurangi beban sewa lahan yang selama ini menekan kinerja profitabilitas.
Dari sisi struktur, rights issue GMFI tergolong sangat dilutif, dengan rasio penerbitan saham sekitar 1 saham lama : 2,39 saham baru. Dengan asumsi harga saham GMFI berada di Rp149 per saham dan harga pelaksanaan Rp69, estimasi harga teoritis berada di kisaran Rp93 per saham, yang mengindikasikan potensi koreksi 37-38%.
Bagi investor publik yang tidak menebus HMETD, risiko dilusi kepemilikan dapat mencapai 76,79%. Oleh karena itu, keputusan untuk menebus rights perlu dihitung secara matang, khususnya terkait harga rata-rata baru dan potensi risiko penurunan harga.
Secara karakter, rights issue GMFI lebih mencerminkan aksi restrukturisasi dan penyelamatan neraca, ketimbang langkah ekspansi bisnis. Potensi upside saham sangat bergantung pada perbaikan fundamental pasca-inbreng serta pemulihan kinerja operasional ke depan.
Adapun berikut highligh atau catatan penting dari proses rights issue CSIS dan GMFI :
Sanggahan : Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investor terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(saw/saw)

11 hours ago
3

















































