Tafakur Qatadah Bin Di’amah Al Sadusi: Mufasir Dan Muhadits Abad Pertama Hijriah Dari Suku Sadus Arab Utara

19 hours ago 7

Oleh Dr. Tgk. H. Zulkarnain, MA (Abu Chik Diglee)

Imam Qatadah Bin Di’amah Al Sadusi Abu Al Khatthab ( قتادة بن دعامة السدوسي ابو الخطاب) adalah seorang ulama tabi’in terkemuka di dalam bidang ilmu tafsir Al Qur’an dan hadist-hadist Nabi Saw. Imam Qatadah Bin Di’amah Al Sadusi memiliki nama lengkap Qatadah Bin Di’amah Bin Aziz. Adapun pendapat yang berbeda mengatakan bahwa imam Qatadah bernama lengkap Qatadah Bin Di’amah Bin ‘Ukabah Al Sadusi Al Bashri. Al Sadus diambil dari nama sukunya yang masih bagian dari Bani Syaibah Bin Dzuhl Bin Tsa’lab Bin Bakar Bin Wa’il yang merupakan suku Arab bagian Utara.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

IKLAN

Qatadah Bin Di’amah Al Sadusi dilahirkan di Sadus – Mekkah (Arab Saudi) pada tahun 60 Hijriah (680 M) dan wafat di Wasith – Bashrah (Irak) pada tahun 117 Hijriah (735 M) dalam usia 57 tahun, karena terserang penyakit tha’un. Imam Syamsuddin Muhammad Bin Ahmad Bin Utsman al Dzahabi di dalam kitabnya Siyar A’lam al Nubala’, terbitan Mu’assasah al Risalah Beirut, 1982, jilid 1, jus 1, halaman 272 menuliskan bahwa imam Qatadah Bin Da’imah Al Sadusi disebut Hafidz al Ashr (Penghafal Pada Masanya) dan Quwat al Mufassirin Wa al Muhadtsin (Suri Tauladan Para Ahli Tafsir Dan Ahli Hadist).

Selanjutnya imam Qatadah pernah berguru kepada banyak sahabat Nabi Saw di antaranya adalah kepada Anas Bin Malik, Abdullah Bin Sarjis, Handzalah al Katib, Abu Thufail al Kinani, Anas Bin al Nadhir, dan lain-lainnya.

Sementara imam Abul Fida’ Ismail Bin Katsir di dalam kitabnya al Bidayah Wa al Nihayah mengatakan bahwa imam Qatadah meriwayatkan hadist dari Anas Bin Malik dan juga dari kalangan tabi’in lainnya seperti Said Bin Musayyab, Abu al Aliyah, Zurarah Bin Aufa, Atha’ Bin Abi Rabah, Muhammad Bin Sirin, Masruq, al Hasan al Bashri, dan lain lainnya. Banyak ulama terkemuka menerima periwayatan hadits dari imam Qatadah Bin Di’amah Al Sadusi di antaranya adalah Ayyub al Sikhtiyani, Ibnu Abi Arubah, Ma’mar Bin Rasyid, Al Auza’i, Mis’ar Bin Kidam, Syu’bah Bin al Hajjaj, Abu ‘Awanah Al Waddah, Hammad Bin Salamah, dan lain-lainnya.

Imam Qatadah Bin Da’imah Al Sadusi memiliki hafalan yang sangat kuat. Imam Mathar mengatakan bahwa imam Qatadah Bin Di’amah Al Sadusi jika mendengar suatu hadist langsung dapat menghafalnya tanpa ada yang terlupakan. Imam Ghalib Bin Qathan mengatakan, Siapa yang ingin melihat manusia dengan hafalan terkuat yang pernah kita jumpai pada era kita, maka lihatlah imam Qatadah Bin Di’amah Al Sadusi.

Begitu juga Said Bin Musayyab mengatakan, tidak ada orang Irak yang aku temui di zamanku ini yang hafalannya lebih kuat dari imam Qatadah Bin Di’amah Al Sadusi, ia seorang ulama besar tabi’in yang terlahir dalam keadaan tunanetra (buta matanya). Kemudian, imam Ahmad Ibn Hanbal mengatakan bahwa imam Qatadah Bin Di’amah Al Sadusi adalah orang yang sangat kuat hafalannya, ahli hadist, ahli tafsir dan ilmu tafsir sekaligus ahli dalam persoalan fikih.

Imam Qatadah Bin Di’amah Al Sadusi dalam pandangan imam al Dzahabi adalah ulama yang tsiqah (terpercaya), jujur, adil, dan sangat kuat hafalannya. Imam Abu Hilal mengatakan bahwa imam Qatafah Bin Di’amah Al Sadusi adalah orang yang wara’ dan sangat rendah hati. Pada suatu hari, imam Abu Hilal pernah bertanya kepada imam Qatadah Bin Da’imah Al Sadusi tentang suatu dalil, maka beliau menjawab bahwa beliau belum tahu dengan dalil yang dimaksud.

Kemudian imam Abu Hilal mengatakan kalau begitu jawablah dengan pengetahuan logikamu, maka imam Qatadah Bin Di’amah Al Sadusi mengatakan, sudah 40 tahun lamanya aku tidak mejelaskan agama hanya dengan logika tanpa dalil syar’i. Selanjutnya, di antara nasihat-nasihat imam Qatadah Bin Di’amah Al Sadusi adalah, Waspada dan berhati-hatilah dari sikap memberat beratkan, berlebih-lebihan, dan ekstrim serta ujub terhadap diri sendiri, hendaknya kalian bersikap tawadhu’ (rendah hati), insya Allah Allah Swt akan meninggikan derajat kalian.

Menurut imam al Bukhari kata kata dari imam Qatadah Bin Di’amah Al Sadusi yang populer adalah, Allah menciptakan bintang-bintang di langit untuk 3 hal yaitu, sebagai perhiasan di atas langit, sebagai pelempar setan, dan sebagai tanda penunjuk. Siapapun yang menafsirkan fungsi bintang-bintang untuk selain 3 hal tersebut di atas, berarti dia telah melakukan kesalahan, menyia-nyiakan nasibnya, dan membebani diri dengan sesuatu yang tidak diketahui ilmunya.

Sebagai ulama ahli hadist, tentunya peringkat imam Qatadah Bin Di’amah Al Sadusi di sisi penilaian ulama ahli hadist lainnya sangatlah positif, seperti imam Yahya Bin Ma’in mengatakan bahwa imam Qatadah Bin Di’amah Al Sadusi adalah tsiqah (terpercaya), imam Muhammad Bin Sa’id mengatakan imam Qatadah Bin Di’amah Al Sadusi adalah tsiqah ma’mun (terpercaya lagi kuat hafalannya).

Imam Ibnu Hajar al Asqalani mengatakan bahwa imam Qatadah Bin Di’amah Al Sadusi adalah tsiqah tsabat (terpercaya lagi ditetapkan), sedangkan imam al Dzqhabi menyebut imam Qatadah Bin Di’amah Al Sadusi sebagai hafidz.

Adapun jumlah hadist yang diriwayatkan oleh imam Qatadah Bin Di’amah Al Sadusi adalah berjumlah 3.046 buah hadist dengan perincian sebagai berikut, yang diriwayatkan oleh imam al Bukhari sebanyak 273 buah hadist, yang diriwayatkan oleh imam Muslim 247 buah hadist, yang diriwayatkan oleh imam Abu Daud 217 hadist, yang diriwayatkan oleh imam al Tirmidzi 210 hadist, yang diriwayatkan oleh imam al Nasa’i 282 hadist, yang diriwayatkan oleh imam Ibnu Majah 154 hadist, yang diriwayatkan oleh imam Ahmad 1.532 hadist, dan yang diriwayatkan oleh imam al Darimi 127 hadist.

Adapun kitab dalam bidang ‘Ulum Al Qur’an yang ditulis oleh imam Qatadah Bin Di’amah Al Sadusi adalah kita Al Nasikh Wa Al Mansukh. Akhirnya kita dapat menyimpulkan bahwa banyak kelebihan dari imam Qatadah Bin Di’amah Al Sadusi, meskipun secara phisik beliau cacat netra dari lahir, namun secara keilmuan beliau adalah salah seorang ulama besar terbaik dari era tabi’in.

Semoga Allah Swt senantiasa memberikan anugerah pahala yang besar kepada imam Qatadah Bin Di’amah Al Sadusi, begitu juga kepada seluruh umat Islam yang rajin mencari dan mengajarkan ilmu ilmu keislaman. Aamiin Ya Rabbal ‘Alamiin. Wallahu’alam. WASPADA.id

Penulis adalah Dosen Hadist Ahkam dan Hukum Keluarga Islam di Asia Tenggara Pascasarjana IAIN Langsa

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |