Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden AS Donald Trump menegaskan bahwa chip kecerdasan buatan (AI) paling canggih dari Nvidia tidak akan dijual ke China, menyusul pertemuannya dengan Presiden China Xi Jinping di Busan, Korea Selatan, Kamis (30/10).
Dalam wawancara di program CBS "60 Minutes" dan pernyataannya kepada wartawan di Air Force One, Trump mengatakan hanya perusahaan AS yang boleh mengakses chip Blackwell versi tertinggi.
"Yang paling canggih, kami tidak akan membiarkan siapapun memilikinya selain Amerika Serikat," katanya, dikutip dari Reuters, Selasa (4/11/2025).
"Kami tidak memberikan chip Blackwell kepada pihak lain," tambahnya di dalam penerbangan.
Pernyataan tersebut menunjukkan sikap tegas Trump untuk membloki akses chip canggih AS ke China. Sebelumnya, beredar asumsi bahwa Trump akan membuka peluang China bisa membeli chip Blackwell tercanggih dari AS. Hal ini sempat memicu kekhawatiran dari para pejabat AS yang takut China akan memanfaatkan chip tersebut untuk mengembangkan militernya.
Langkah ini diambil setelah sebelumnya sempat muncul sinyal bahwa Nvidia bisa menjual versi lebih rendah dari chip Blackwell ke China. Chip AI ini menjadi tulang punggung keunggulan Amerika dalam komputasi AI dan salah satu teknologi paling kuat di dunia.
Sejak Agustus, muncul pertanyaan apakah Trump akan mengizinkan pengiriman versi chip Blackwell yang lebih sederhana ke China, setelah ia sempat menyiratkan kemungkinan tersebut.
Trump mengatakan kepada CBS bahwa ia tidak akan mengizinkan penjualan chip Blackwell paling canggih kepada perusahaan China, tetapi tidak menutup kemungkinan bagi mereka untuk mendapatkan versi chip yang lebih rendah. "Kami akan membiarkan mereka berurusan dengan Nvidia, tapi bukan dalam hal yang paling canggih," ujar Trump dalam wawancara tersebut.
Namun, rencana membuka akses chip ke China menuai kritik keras. Ketua House Select Committee on China, John Moolenaar, menyebutnya setara dengan "memberikan uranium tingkat senjata kepada Iran." Menurutnya, menjual chip AI tercanggih kepada China sama dengan memperkuat musuh utama Amerika.
Para pakar perdagangan AS juga memperingatkan risiko besar dari langkah ini. Tim Fist, Direktur Kebijakan Teknologi Baru di Institute for Progress, menilai meski versi downgrade disebut lebih lemah, China bisa membeli dua kali lipat dan tetap mendapatkan hasil yang hampir sama, sehingga keunggulan komputasi AS dapat menyusut drastis.
Analisis Fist menunjukkan, jika AS menahan ekspor chip AI, kekuatan komputasi AS tetap 30 kali lipat lebih besar dari China pada 2026. Namun jika chip versi downgrade diizinkan, China bisa menyalip AS.
Kritik tidak hanya datang dari Partai Republik. Pemimpin Mayoritas Senat dari Partai Demokrat, Chuck Schumer, bersama 11 senator Demokrat lainnya mendesak Trump agar tidak mencabut pembatasan ekspor chip AI demi kesepakatan dagang dengan Beijing. "Chip ini seharusnya mendukung dominasi AI perusahaan AS, bukan memperkuat militer China," kata Moolenaar.
(fab/fab)
                    
                                                
    [Gambas:Video CNBC]
Next Article Trump Menyerah, China Langsung Borong Chip Amerika

                        4 hours ago
                                2
                    
















































