20 Orang Terkaya di Asia Akhir Desember 2025

2 hours ago 2

Gelson Kurniawan,  CNBC Indonesia

19 December 2025 16:45

Jakarta, CNBC Indonesia - Data terbaru peringkat miliarder dunia per Desember 2025 menunjukkan pergeseran menarik dalam peta kekuatan ekonomi di Asia.

Berdasarkan valuasi aset terkini, daftar 20 orang terkaya di kawasan ini masih didominasi oleh pengusaha asal India dan China, namun perwakilan dari Indonesia kini menempati posisi yang semakin strategis.

Secara garis besar, sumber kekayaan utama para miliarder Asia saat ini terkonsentrasi pada tiga sektor kunci yaitu energi (termasuk energi terbarukan), teknologi, dan infrastruktur. Hal ini menggantikan tren dekade sebelumnya yang banyak didominasi oleh pengembang properti.

Dominasi Mukesh Ambani dan Sektor Teknologi China

Posisi puncak orang terkaya di Asia masih dipegang oleh Mukesh Ambani dari India dengan kekayaan bersih mencapai US$ 112 miliar. Selisih kekayaan Ambani dengan peringkat kedua cukup jauh, yakni sekitar US$ 40 miliar.

Keunggulan Ambani didorong oleh keberhasilan Reliance Industries melakukan diversifikasi bisnis, dari yang sebelumnya hanya bergantung pada kilang minyak, kini menguasai pasar telekomunikasi dan ritel digital di India.

Di posisi kedua dan ketiga, China menempatkan wakilnya melalui Zhang Yiming (ByteDance/TikTok) dengan kekayaan US$ 69,3 miliar dan Zhong Shanshan (Nongfu Spring) dengan US$ 68,9 miliar.

Keberadaan Zhang Yiming di papan atas menegaskan bahwa sektor teknologi internet China masih sangat bernilai tinggi meskipun menghadapi tantangan regulasi global.

Sementara itu, industri kendaraan listrik (EV) menjadi motor baru pencetak kekayaan. Robin Zeng (Peringkat 6), pendiri CATL yang merupakan produsen baterai terbesar dunia, kini memiliki kekayaan US$ 56,4 miliar. Ini menunjukkan besarnya skala industri rantai pasok kendaraan listrik di Asia Timur.

Orang Terkaya ke-3 Prajogo Pangestu (Ist Barito-Pasific.com)Foto: Orang Terkaya ke-1 Prajogo Pangestu (Ist Barito-Pasific.com)

Posisi Strategis Indonesia: Prajogo Pangestu di Peringkat 11

Sorotan penting bagi pasar Indonesia adalah posisi Prajogo Pangestu. Pendiri Grup Barito Pacific ini menempati peringkat 11 di Asia dengan total kekayaan US$ 39,3 miliar.

Kenaikan valuasi aset Prajogo terutama didorong oleh kinerja saham anak-anak usahanya di Bursa Efek Indonesia, khususnya di sektor petrokimia dan energi panas bumi. Secara peringkat, Prajogo kini berada di atas pendiri Alibaba, Jack Ma, yang menempati peringkat 20 dengan kekayaan US$ 29,3 miliar.

Fakta bahwa pengusaha sektor energi dari Indonesia memiliki valuasi aset lebih tinggi dibandingkan beberapa raksasa teknologi China menunjukkan adanya rotasi minat investor.

Saat ini, investor global cenderung memberikan apresiasi lebih pada aset-aset riil (tangible assets) seperti energi dan infrastruktur dibandingkan sektor teknologi yang valuasinya sedang terkoreksi.

Pergeseran dari Sektor Properti

Jika diperhatikan, daftar 20 besar ini minim kehadiran pengusaha properti murni. Hal ini berbeda dengan kondisi beberapa tahun yang lalu. Krisis likuiditas di sektor properti China berdampak signifikan pada penurunan kekayaan para pengembang real estate.

Posisi mereka kini digantikan oleh pengusaha di bidang infrastruktur seperti Gautam Adani (India, Peringkat 4) dan teknologi baterai.

Satu-satunya wakil Jepang di 10 besar adalah Masayoshi Son (SoftBank) dan Tadashi Yanai (Uniqlo), yang masing-masing mewakili sektor investasi teknologi dan ritel global.

Secara keseluruhan, daftar ini mencerminkan struktur ekonomi Asia masa kini yaitu India kuat di infrastruktur dan konglomerasi industri, China memimpin di manufaktur teknologi dan digital, sementara Indonesia mulai tampil kuat melalui sektor sumber daya alam dan energi.

Data Lengkap

Berikut adalah rincian daftar 20 orang terkaya di Asia berdasarkan data real-time per Desember 2025. Data ini diurutkan berdasarkan nilai kekayaan bersih (Net Worth) dalam Dolar AS.

-

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(gls/gls)

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |