Bos WikiLeaks Pakai Kaos Bertuliskan Nama Anak Gaza di Cannes

6 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Pendiri WikiLeaks Julian Assange menarik perhatian publik saat tampil di karpet merah Festival Film Cannes, Selasa (20/5/2025) kemarin. Ia mengenakan kaus hitam bertuliskan nama 4.986 anak berusia di bawah lima tahun yang dilaporkan tewas di Gaza sejak 7 Oktober 2023.

Melansir laman Anadolu Agensi, Kamis (1/5/2025), di bagian belakang kaus tersebut terpampang seruan tegas bertuliskan "STOP ISRAEL." Ini merupakan penampilan publik pertama Assange sejak dibebaskan, bertepatan dengan promosi film dokumenter The Six Billion Dollar Man yang mengangkat perjuangannya untuk transparansi dan kebebasan informasi.

Komite Pendukung Julian Assange menyebut aksi itu sebagai jeritan sunyi atas tragedi kemanusiaan yang tak tertahankan. Mereka bilang, Assange ingin menggunakan sorotan media yang kini ia dapatkan untuk menyuarakan hal-hal yang coba dibungkam oleh pihak lain.

Angka korban anak yang tercetak di kaus Assange merujuk pada data Kementerian Kesehatan Gaza, yang menyebut hampir 5.000 balita tewas akibat serangan militer Israel sejak konflik kembali memanas pasca serangan Hamas 7 Oktober lalu. Sejak saat itu, militer Israel meluncurkan kampanye militer besar-besaran di Jalur Gaza yang menyebabkan kehancuran luas dan puluhan ribu korban jiwa warga sipil, termasuk anak-anak. Israel mengklaim serangan ditujukan ke posisi Hamas, dan menuduh kelompok tersebut menggunakan warga sipil sebagai tameng manusia.

Aksi Assange menjadi bagian dari gelombang pernyataan politik dan seni yang menyita perhatian global dalam beberapa pekan terakhir. Sebagai informasi, Israel baru-baru ini mengizinkan masuknya sebagian kecil bantuan kemanusiaan ke Gaza setelah lebih dari dua bulan blokade total. Pada 20 Mei 2025, PBB mengonfirmasi Israel memberi izin untuk membawa sekitar 100 truk bantuan melalui perlintasan Kerem Shalom.

Namun sejak 2 Maret, Israel sepenuhnya memblokir bantuan kemanusiaan dengan alasan keamanan. Kebijakan ini dikecam berbagai lembaga seperti Médecins du Monde, Oxfam, dan Dewan Pengungsi Norwegia, yang menyebut situasi ini sebagai kegagalan kemanusiaan terbesar generasi ini.

Sejak pertempuran kembali pecah pada 18 Maret 2025, serangan Israel telah menewaskan lebih dari 3.000 warga Palestina. Total korban tewas di Gaza sejak Oktober 2023 telah melebihi 53.000 orang, mayoritas merupakan warga sipil, termasuk perempuan dan anak-anak.

Mahkamah Internasional (ICJ) telah memerintahkan Israel pada Januari 2024 untuk mencegah tindakan genosida terhadap warga Gaza dan mengizinkan akses bantuan kemanusiaan. Sementara itu, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) telah mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap sejumlah pejabat Israel, termasuk Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, atas dugaan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan.


(hsy/hsy)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Efek Domino Perang Dagang ke Bisnis Parfum Lokal

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |