Jakarta, CNBC Indonesia - Rusia menyatakan siap merespons permintaan militer mendesak dari Venezuela di tengah meningkatnya ancaman terhadap pemerintahan Presiden Nicolas Maduro. Hal ini kian meningkatkan kekhawatiran eskalasi perang yang lebih besar di kawasan tersebut.
Moskow mengonfirmasi pada Jumat (7/11/2025) bahwa mereka akan mempertimbangkan bantuan penting, termasuk perbaikan jet tempur buatan Rusia, peningkatan sistem radar, serta pengiriman unit rudal yang diminta Caracas.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, dalam konferensi pers di Moskow. Ia menegaskan bahwa negaranya akan "merespons secara tepat" terhadap permintaan Venezuela, sambil menyerukan semua pihak agar tidak melakukan tindakan yang dapat memperburuk ketegangan.
"Rusia siap merespons dengan tepat permintaan dari Venezuela," ujar Zakharova, dilansir Newsweek. "Namun kami juga mendesak semua pihak untuk menahan diri dari langkah-langkah yang dapat memperburuk situasi."
Permintaan bantuan militer itu, menurut laporan The Washington Post, mencakup perbaikan pesawat tempur Sukhoi Su-30MK2 milik Angkatan Udara Venezuela, peningkatan sistem radar, perbaikan mesin, serta pengiriman sekitar 14 unit rudal baru.
Maduro menilai pesawat tempur buatan Rusia tersebut sebagai "alat penangkal paling penting" yang dimiliki pemerintah Venezuela untuk menghadapi ancaman perang.
Sebelumnya, Rusia menyatakan kemungkinan akan mengirim rudal hipersonik tercanggihnya ke Venezuela, sebagai bentuk dukungan terhadap sekutu lamanya di Amerika Latin tersebut.
Alexei Zhuravlyov, Wakil Ketua Komite Pertahanan Parlemen Rusia, mengatakan kepada Gazeta.Ru bahwa tidak ada hambatan bagi Moskow untuk menyediakan sistem senjata canggih seperti rudal Oreshnik atau Kalibr kepada Venezuela, yang ia sebut sebagai "negara sahabat".
"Rusia sebenarnya adalah salah satu mitra utama Venezuela dalam bidang kerja sama militer-teknis. Kami memasok hampir seluruh jenis senjata, mulai dari senjata ringan hingga pesawat tempur," katanya.
Menurutnya, rincian dan volume pengiriman diklasifikasikan, jadi Amerika mungkin akan mendapat kejutan. Selain itu, tidak ada komitmen internasional yang membatasi Rusia dalam hal ini.
Rudal Oreshnik, menurut pernyataan resmi Rusia, merupakan rudal balistik jarak menengah yang mampu mencapai kecepatan hingga Mach 10 atau sepuluh kali kecepatan suara dan dapat membawa hulu ledak konvensional maupun nuklir.
Presiden Rusia Vladimir Putin sebelumnya menggambarkan Oreshnik sebagai sistem senjata strategis yang dirancang untuk menempuh jarak jauh dengan kemampuan manuver tinggi.
Rusia dan Venezuela dalam beberapa tahun terakhir telah menandatangani sejumlah perjanjian strategis, termasuk kerja sama militer dan ekonomi, sebagai bagian dari upaya kedua negara menandingi pengaruh Amerika Serikat di kawasan Amerika Latin.
Namun, kemungkinan penempatan rudal berkekuatan nuklir di belahan bumi barat menimbulkan kekhawatiran akan terulangnya ketegangan serupa Krisis Rudal Kuba pada 1962.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ramalan Ngeri Baba Vanga soal Perang Israel-Iran, Pintu Gerbang PD3?

2 hours ago
3

















































