Jakarta, CNBC Indonesia - Eric Schmidt yang dikenal sebagai mantan bos Google punya impian gila buat data center. Dia mengungkapkan ingin bangun pusat data di orbit Bumi.
Dalam sebuah persidangan terkait masa depan AI dan daya saing, CEO Relativity Space itu mengungkapkan kebutuhan besar data center pada listrik. Sejumlah pusat data telah dirancang memerlukan 10 gigawatt.
Namun kebutuhan itu belum bisa dipenuhi Amerika Serikat (AS). Sebab rata-rata pembangkit listrik di sana baru menghasilkan sekitar 1 gigawatt daya.
Kebutuhan tersebut juga akan membengkak hingga 29 gigawatt dalam beberapa tahun ke depan. Bahkan bisa mencapai 67 gigawatt pada 2030.
"Hal-hal ini bersifat industrial dengan skala yang belum pernah saya lihat," kata dia.
Keberadaannya di Relativity Space diasumsikan sebagai caranya memenuhi kebutuhan energi tersebut. Schmidt mengonfirmasi asumsi itu dan mempertimbangkan membangunnya di antariksa.
Satu-satunya cara terbaik untuk memecahkan masalah tersebut, dia menjelaskan dengan dengan menggunakan energi matahari secara langsung dari antariksa.
Rencananya dia akan menggunakan roket Relativity untuk menyebarkan data centre di orbit Bumi,
Relativity Space yang didirikan 10 tahun lalu adalah salah satu perusahaan yang mengerjakan penerbangan antariksa dengan fokus pada teknologi manufaktur aditif. Perusahaan tengah mengembangkan kendaraan yang bisa mengangkut hingga 33.500 kg kargo ke orbit rendah Bumi bernama Terran R.
Konstelasi data center di orbit ini bakal jauh lebih besar dibanding satelit Starlink milik SpaceX, perusahaan milik Elon Musk. Ribuan satelit Starlink kini mengorbit Bumi menyediakan layanan internet ke berbagai perangkat di permukaan Bumi.
(dem/dem)
Saksikan video di bawah ini:
Tarik Investor Raksasa Data Center, RI Bisa Contek Malaysia-Thailand
Next Article Cara Masuk Website dan Aplikasi Tanpa Password Pakai Akun Google