Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas kembali berkilau dan kini mampu bertahan di level psikologis US$4.100 per troy ons. Harga emas menguat karena para pelaku pasar bertaruh bahwa data AS yang tertunda akan memperkuat prospek penurunan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed).
Pada perdagangan Selasa (10/11/2025), harga emas dunia naik 0,26% di level US$4.126,44 per troy ons. Kenaikan tersebut menjadi penguatan emas selama tiga hari beruntun. Harga penutupan kemarin adalah yang tertinggi sejak 20 Oktober atau hampir tiga minggu terakhir.
Pada perdagangan hari ini Rabu (1/11/2025) hingga pukul 06.30 WIB, harga emas dunia di pasar spot menguat 0,28% di posisi US$4.136,59 per troy ons.
Harga emas mencapai level tertinggi hampir tiga minggu pada perdagangan Selasa, didorong oleh ekspektasi bahwa potensi berakhirnya penutupan pemerintah AS dan dimulainya kembali data ekonomi dapat membuka jalan bagi The Federal Reserve untuk memangkas suku bunga bulan depan.
Emas, yang secara tradisional dianggap sebagai aset safe haven, juga cenderung diuntungkan dalam lingkungan suku bunga rendah karena merupakan aset yang tidak memberikan imbal hasil.
"Para pedagang yakin, data akan menunjukkan beberapa angka ekonomi yang melemah dan itu akan mendorong The Fed untuk memangkas suku bunga pada bulan Desember, hal itu mungkin mendorong sentimen positif pasar emas dan perak hari ini," ujar Jim Wyckoff, analis senior di Kitco Metals.
Senat AS pada Senin menyetujui kompromi yang akan mengakhiri penutupan pemerintah terlama yang pernah tercatat. Penutupan tersebut telah memicu pemadaman data, membuat para pembuat kebijakan dan pasar kehilangan indikator utama terkait lapangan kerja dan inflasi.
Bank sentral memangkas suku bunga pada pertemuan terakhirnya, tetapi Ketua Jerome Powell menekankan bahwa pemangkasan suku bunga lagi tahun ini masih jauh dari pasti. Pasar melihat peluang 64% untuk pemangkasan suku bunga pada bulan Desember.
Data pekan lalu menunjukkan ekonomi AS kehilangan lapangan kerja pada bulan Oktober, sementara sentimen konsumen merosot ke level terendah dalam tiga setengah tahun pada awal November.
Sementara itu, Gubernur The Fed Stephen Miran pada hari Senin menyarankan bahwa pemangkasan sebesar 50 basis poin mungkin tepat untuk bulan Desember, mengingat pasar tenaga kerja yang melemah dan inflasi yang menurun.
Permintaan emas tahun ini dan tahun depan diperkirakan akan mencapai level terkuatnya sejak 2011, ungkap UBS dalam sebuah catatan.
"Setiap peningkatan signifikan dalam risiko politik dan pasar keuangan dapat mendorong emas menuju target kenaikan kami di US$4.700 per troy ons," tambah mereka.
Pages

3 hours ago
3

















































