Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali bergerak di zona hijau hari ini, Kamis (6/11/2025). Indeks ditutup menguat 0,22% atau naik 18,53 poin ke level 8.337.06 pada akhir perdagangan sesi kedua hari ini.
Ini merupakan rekor penutupan perdagangan tertinggi baru (all time high/ATH) yang dicatatkan oleh indeks acuan bursa saham domestik.
Sebanyak 394 saham naik, 259 turun, dan 158 tidak bergerak. Nilai transaksi mencapai Rp 18.32 triliun, melibatkan 25,89 miliar saham dalam 2,39 juta kali transaksi.
Mayoritas sektor perdagangan menguat dengan kenaikan paling tinggi dicatatkan oleh sektor energi, utilitas dan industri. Adapun sektor yang melemah paling dalam adalah kesehatan dan konsumer primer.
Penguatan IHSG hari ini tampaknya terjadi karena rebound setelah sebelumnya sempat ada aksi ambil keuntungan (profit taking) setelah IHSG mampu mencetak rekor harga tertinggi (ATH) secara konsekutif. Emiten konglomerat dan saham berkapitalisasi besar tercatat sebagai penopang utama kinerja IHSG hari ini.
Saham DSSA yang melesat 8,84% ke Rp 96.000 per saham berkontribusi atas penguatan 30,07 indeks poin.
Kemudian ada saham Barito Renewables Energy (BREN) milik konglomerat Prajogo Pangestu dan Astra Internasional (ASII) juga menguat dengan sumbangsih kenaikan masing-masing 6,67 dan 3,34 indeks poin.
Emiten-emiten lain yang ikut menjadi pendorong kinerja IHSG hari ini termasuk BBRI, SMMA dan BELI.
Penguatan IHSG dalam dua hari terakhir juga ditopang oleh aliran dana asing. Asing mencatat net buy Rp 1,31 triliun, dengan total pembelian Rp 6,59 triliun dan penjualan Rp 5,28 triliun pada perdagangan kemarin.
Adapun pelaku pasar hari ini dihadapkan pada beragam sentimen yang datang baik dari dalam negeri maupun luar.
Dari dalam negeri, pasar masih akan merespon hasil rilis data pertumbuhan ekonomi kuartal III-2025 serta perubahan MSCI. Sementara dari eksternal, perkembangan pasar tenaga kerja Amerika Serikat serta ketidakpastian akibat berlanjutnya penutupan pemerintahan menjadi faktor eksternal yang memengaruhi arah sentimen global.
Data-data ekonomi AS menunjukkan ekonomi masih sangat kuat sehingga bisa menurunkan proyeksi pemangkasan suku bunga The Fed ke depan.
Morgan Stanley Capital International (MSCI) mengumumkan hasil review terbaru atas sejumlah indeks acuan yang menjadi rujukan penting dana institusi dunia.
Evaluasi tersebut mencakup MSCI Global Standard Index, MSCI Global Small Cap Index, serta MSCI Micro Cap Index. Ketiga indeks ini menjadi barometer arus modal asing, karena setiap perubahan komposisi dapat memicu aksi jual-beli besar oleh manajer investasi global.
Perubahan ini efektif berlaku setelah penutupan perdagangan pada 24 November 2025.
Berikut perubahan:
Emiten masuk (inclusion):
• Barito Renewables Energy (BREN)
• Bumi Resources Minerals (BRMS)
Emiten keluar (exclusion):
• Indofood CBP Sukses Makmur (ICBP)
• Kalbe Farma (KLBF)
(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article
IHSG Cetak Rekor ATH Baru, Melesat 1,06% ke 8.125,20

2 hours ago
2

















































