Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina New and Renewable Energy (PNRE) mengungkapkan bahwa Indonesia mempunyai potensi untuk pengembangan bahan baku pembuatan bioetanol melalui molase. Namun, di sisi lain molase sendiri merupakan produk komoditas yang menjadi langganan untuk diekspor.
Semula, CEO Pertamina New and Renewable Energy (PNRE), John Anis mengatakan bahwa Indonesia mempunyai potensi produksi molase sekitar 1,48 juta ton per tahun. Hanya saja, lebih dari 55% produk tersebut diekspor karena harga jual internasional yang lebih tinggi dibandingkan harga domestik.
"Memang betul misalkan kalau kita ngomong molase ada sekitar 1,48 juta ton molase. Tapi 55% itu diekspor karena harganya lebih bagus. Diekspor itu harganya antara 2.200 sampai 2.800 sementara kalau kita bikin geothermal itu harganya setengahnya," kata John dalam acara Coffee Morning CNBC Indonesia, dikutip Senin (19/5/2025).
Oleh sebab itu, ia pun menilai diperlukannya kebijakan khusus seperti Domestic Market Obligation (DMO) dan Domestic Price Obligation (DPO) untuk molase. Sama halnya yang sudah diterapkan di industri batu bara dan sawit.
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi XII DPR RI Sugeng Suparwoto mengamini diperlukannya dukungan Pemerintah agar proyek pengembangan bioetanol dapat berjalan. Salah satunya melalui penetapan DMO dan DPO.
"Maka sebagaimana juga di batubara untuk keperluan listrik saya kira untuk CPO dan juga tadi molase dan sebagainya untuk etanol saya kira harus ada kebijakan yang aktif. Satu DMO, dua DPO Domestic Price Obligation seperti di batubara, DMO-nya 25%, DPO-nya adalah 70 dolar per ton untuk gar tertinggi," kata dia.
Menurut dia, pengembangan biofuel memiliki dua fungsi, yakni untuk menekan emisi serta sustainability atau keberlanjutan. Terlebih Indonesia mempunyai komitmen untuk mencapai net zero emission pada 2060.
Fungsi energi dari tanaman tersebut sangat bisa dipakai dalam menggantikan impor BBM untuk kendaraan maupun kebutuhan industri, sehingga bahan bakar menjadi lebih bersih.
"Memang sektor transportasi cukup menyumbang besar dan juga industri nah disinilah peran biodiesel biofuel itu yang sangat penting untuk menggantikan dan untuk mengurangi fossil fuel," kata Sugeng.
(pgr/pgr)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Bioetanol Bakal Gantikan Bensin, Tapi Cukai bikin pusing
Next Article Kurangi Impor Bensin, RI Budidaya Tanaman Ini di Jawa-Merauke