Penampakan Jaring Laba-Laba Raksasa Bikin Ilmuwan Bergidik

2 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Para peneliti menemukan koloni laba-laba raksasa yang tinggal di dalam jaring berukuran besar, sebanding dengan luas satu lapangan bulu tangkis.

Temuan ini berada jauh di dalam gua belerang (sulfur cave) di perbatasan Albania dan Yunani, dan disebut sebagai salah satu jaringan laba-laba terbesar yang pernah tercatat.

Penelitian yang diterbitkan di jurnal Subterranean Biology itu menyebut jaring tersebut membentang sekitar 106 meter persegi di sepanjang lorong sempit dalam gua. Jaring ini tersusun dari ribuan anyaman kecil berbentuk corong yang saling terhubung dan menciptakan formasi seperti koloni besar.

Koloni ini dihuni oleh lebih dari 111.000 laba-laba dari dua spesies umum, yakni Tegenaria domestica (laba-laba rumah) dan Prinerigone vagans. Yang mengejutkan, kedua spesies ini biasanya tidak hidup bersama dalam skala besar, apalagi berbagi struktur jaring yang sama.

Peneliti memperkirakan ada sekitar 69.000 ekor T. domestica dan lebih dari 42.000 ekor P. vagans. Analisis DNA juga mengonfirmasi bahwa dua spesies inilah yang mendominasi koloni tersebut.

"Ini merupakan bukti pertama perilaku kolonial pada kedua spesies ini, dan kemungkinan merupakan jaring laba-laba terbesar di dunia," kata peneliti utama, István Urák dari Sapientia Hungarian University of Transylvania, Romania, dikutip dari Live Science, Senin (10/11/2025).

Menurut penelitian, keadaan di dalam gua yang gelap total menjadi kunci terbentuknya koloni unik ini. Biasanya, T. domestica justru akan memangsa P. vagans. Namun, minimnya cahaya diduga membuat pola berburu berubah.

Alih-alih saling memangsa, kedua spesies ini justru berbagi sumber makanan yang sama, yaitu lalat kecil non-penyengat yang hidup dari biofilm mikroba belerang dalam gua tersebut.

Air kaya belerang yang mengalir melalui gua menciptakan ekosistem yang memungkinkan bakteri, lalat, dan laba-laba bertahan hidup secara berantai. Namun, kondisi ini juga membuat laba-laba dalam gua memiliki mikrobioma berbeda dan genetik yang telah beradaptasi terhadap lingkungan ekstrem tersebut.

[Gambas:Youtube]

Para ilmuwan menilai temuan ini menunjukkan bahwa masih banyak perilaku dan kemampuan adaptasi hewan yang belum terungkap.

"Seringkali kita mengira telah memahami suatu spesies sepenuhnya, namun tetap saja ada penemuan yang tak terduga," ujar Urák.

"Beberapa spesies memiliki kemampuan genetika yang sangat fleksibel, yang hanya muncul ketika berada dalam kondisi ekstrem. Kondisi ini dapat memunculkan perilaku yang tidak terlihat dalam keadaan 'normal'," imbuhnya

Urák menekankan pentingnya melestarikan koloni ini, meski lokasi gua berada di antara dua negara yang dapat menimbulkan tantangan tersendiri.

Sementara itu, para peneliti tengah mengerjakan studi lanjutan untuk mengungkap lebih banyak informasi tentang kehidupan di gua belerang.


(dem/dem)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Peneliti Pecahkan Misteri Jadwal Kiamat, Ternyata Waktunya Maju

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |