Pendampingan Proyek Sastra Lewat Crowdfunding Di TBM Rute Cerdas

5 hours ago 2
Medan

4 November 20254 November 2025

Pendampingan Proyek Sastra Lewat Crowdfunding Di TBM Rute Cerdas Tim PKM Unimed foto bersama peserta dan pengelola TBM Rute Cerdas. Waspada.id/Ist

Ukuran Font

Kecil Besar

14px

MEDAN (Waspada.id): Sebagai bentuk pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi, tim dosen Universitas Negeri Medan (Unimed) melaksanakan Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) bertajuk: “Pendampingan Proyek Sastra melalui Crowdfunding untuk Meningkatkan Kreativitas dan Penguatan Karakter di TBM Rute Cerdas.”

Kegiatan diketuai Yuliana Sari, M.Pd. dengan anggota Ika Febriana, M.Pd. dan Nadia Amelia Elyana Poluan, S.I.Kom., M.I.Kom. PKM dilaksanakan di Taman Baca Masyarakat (TBM) Rute Cerdas, Desa Sugiharja, Deliserdang salah satu lembaga literasi aktif di Sumatera Utara yang berfokus dalam menumbuhkan budaya baca dan menulis di kalangan anak dan masyarakat.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

IKLAN

Yuliana Sari, MPd, Selasa (4/11) mengatakan, kegiatan pengabdian ini berangkat dari keprihatinan atas menurunnya minat baca serta minimnya ruang publikasi bagi penulis pemula. Melalui kegiatan ini, tim berupaya menghadirkan solusi kreatif yang mengintegrasikan pelatihan menulis sastra, penguatan karakter, serta pemanfaatan teknologi digital melalui mekanisme crowdfunding sebagai strategi alternatif pembiayaan karya tulis.

Tujuan utama program ini adalah meningkatkan kreativitas peserta dalam menghasilkan karya sastra, memperkuat karakter melalui proses berkarya, serta mengenalkan strategi pemasaran dan publikasi digital yang berkelanjutan.“Kami berharap kegiatan ini tidak hanya berhenti pada tahap menghasilkan karya. Lebih dari itu, peserta diharapkan memahami bagaimana karya dapat diterbitkan,

dipasarkan, dan memberi manfaat bagi masyarakat luas,” ungkap Yuliana, selaku ketua tim

pelaksana PKM.

Dalam pelaksanaannya, tim menghadirkan narasumber Sartika Sari, S.S., M.Hum akademisi sekaligus penulis sastra, yang membawakan materi mengenai teknik menulis cerpen. Peserta diarahkan untuk memahami proses kreatif penulisan mulai dari pencarian ide, pengembangan tokoh dan alur cerita, hingga penyuntingan naskah.

Katanya, sebagai output, setiap peserta diminta menghasilkan satu karya cerpen. Sartika menekankan bahwa cerpen yang baik lahir dari konflik atau persoalan yang dekat dengan pengalaman penulis. Ia mendorong peserta untuk berani menulis hal-hal sederhana namun sarat makna. Selain itu, ia turut memperkenalkan strategi publikasi dan pemasaran karya melalui media sosial serta platform crowdfunding sebagai alternatif penerbitan mandiri (self-publishing).

Salah satu luaran nyata dari kegiatan ini adalah rencana penerbitan buku kumpulan cerpen karya peserta sebagai bukti konkret peningkatan kemampuan menulis serta kolaborasi antara peserta dan tim pendamping.

Kegiatan ini akan dilanjutkan dengan acara bedah buku (jadwal menyusul), yang akan menghadirkan penulis, dosen, dan pegiat literasi untuk memberikan apresiasi sekaligus masukan konstruktif terhadap karya peserta. Kegiatan tersebut diharapkan dapat memperkuat kepercayaan diri penulis pemula serta membuka ruang dialog antara akademisi dan komunitas literasi.

Selain penerbitan karya, peserta juga mempraktikkan strategi pemasaran digital yang telah dipelajari. Mereka dilatih memproduksi konten promosi berupa video pendek, poster digital, serta unggahan media sosial untuk memperkenalkan buku kepada publik. Upaya ini sekaligus mengenalkan praktik crowdfunding sebagai bentuk kolaborasi kreatif dan pemberdayaan ekonomi berbasis literasi.

Ketua tim, Yuliana, menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan langkah awal dalam membangun ekosistem literasi yang mandiri dan berdaya saing. Ia juga menyampaikan bahwa pelaksanaan program ini mendapat dukungan pendanaan dari DPPM Kemendiktisaintek Tahun 2025, sehingga diharapkan keberlanjutan kegiatan dapat terjamin dan memberi dampak yang lebih luas.

“Kami berharap para peserta terus menulis dan berkarya, serta memanfaatkan teknologi digital untuk memperluas dampak sosial dari karya sastra yang mereka hasilkan,” tutupnya.

Pengelola TBM Rute Cerdas, Mawardah, S.Pd., Gr., memberikan apresiasi terhadap pelaksanaan kegiatan ini. “Kegiatan ini membuka wawasan kami bahwa karya sastra dapat terus hidup di era digital. Kami tidak hanya belajar menulis, tetapi juga bagaimana memasarkan karya kami sendiri,” ujarnya.

Ia menilai bahwa program ini relevan dengan kebutuhan komunitas literasi saat ini, yang tidak hanya memerlukan ruang berekspresi tetapi juga pendampingan dalam pengembangan dan publikasi karya. Mawardah juga menyampaikan harapan agar program ini dapat menjadi model pengembangan literasi berkelanjutan yang dapat direplikasi di TBM lain di Sumatera Utara. (id14)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |