Jakarta, CNBC Indonesia - Pertempuran sengit kembali pecah di timur Ukraina. Pasukan Rusia dan Ukraina dilaporkan terkunci dalam pertempuran berdarah di reruntuhan Kota Pokrovsk, wilayah strategis di Donetsk yang kini menjadi kunci kendali jalur logistik dan militer di kawasan Donbas.
Rusia mengklaim pada Rabu bahwa pasukannya terus bergerak maju di bagian utara Pokrovsk dalam upaya menguasai sepenuhnya kota tersebut. Kementerian Pertahanan Rusia menyebut dua kelompok penyerang telah menghancurkan pasukan Ukraina yang terkepung di sejumlah distrik kota.
"Pasukan kami melanjutkan serangan ke utara dan membersihkan permukiman dari tentara Ukraina di sisi tenggara Pokrovsk," kata Kementerian Pertahanan Rusia dalam pernyataannya, seperti dikutip Reuters, Kamis (6/11/2025).
Namun, militer Ukraina membantah klaim bahwa mereka dikepung di Pokrovsk. Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina mengatakan pihaknya masih menahan garis pertahanan dan terus memblokir pergerakan pasukan Rusia.
"Langkah-langkah sedang diambil untuk memblokir musuh, yang berusaha menyusup dan berkumpul di kota Pokrovsk," kata militer Ukraina dalam keterangan resminya. "Langkah-langkah penanggulangan aktif sedang diambil terhadap upaya kelompok infanteri musuh untuk mendapatkan pijakan."
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menegaskan bahwa pasukannya masih bertahan di sekitar Pokrovsk. Ia mengklaim hingga 300 tentara Rusia di kota itu gagal membuat kemajuan berarti dalam 24 jam terakhir.
"Wilayah sekitar Pokrovsk masih dalam tekanan berat, tapi garis pertahanan kami tetap bertahan," ujar Zelensky dalam pidato hariannya.
Sebaliknya, Moskow menuding Zelensky sengaja menutupi situasi sebenarnya di medan tempur. "Unit-unit Ukraina kini terjebak dalam 'kuali' dan posisi mereka memburuk dengan cepat," kata Kementerian Pertahanan Rusia, menyebut satu-satunya pilihan bagi pasukan Kyiv adalah menyerah.
Reuters melaporkan tidak dapat memverifikasi klaim dari kedua belah pihak secara independen karena keterbatasan akses ke wilayah pertempuran.
Rusia memandang Pokrovsk sebagai pintu gerbang menuju dua kota besar terakhir yang masih dikuasai Ukraina di Donetsk, yaitu Kramatorsk dan Sloviansk. Jika berhasil merebutnya, Moskow akan mendapatkan keuntungan teritorial terbesar sejak menguasai kota Avdiivka pada awal 2024.
Berbeda dengan serangan frontal di kota-kota lain, Rusia kini menerapkan taktik "penjepit" untuk mengepung pasukan Ukraina di Pokrovsk dan Kupiansk. Unit-unit kecil dan drone digunakan untuk memutus rantai logistik Ukraina serta menebar kekacauan di belakang garis pertahanan.
Pokrovsk, yang dulunya berpenduduk sekitar 60 ribu jiwa, kini berubah menjadi kota mati. Sebagian besar warga telah dievakuasi, seluruh anak-anak telah dipindahkan, dan hanya segelintir warga sipil yang bertahan di antara reruntuhan bangunan.
Selain di Donbas, pasukan Rusia juga mencatat kemajuan bertahap di wilayah Kharkiv dan Dnipropetrovsk. Menurut data terkini, Rusia kini menguasai sekitar 19% wilayah Ukraina, atau sekitar 116 ribu kilometer persegi, naik satu poin persentase dibanding dua tahun lalu.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Diam-Diam, Putin Kerahkan 110 Ribu Pasukan ke Ukraina Timur

2 hours ago
3

















































