Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah menyiapkan sejumlah langkah untuk menekan masuknya baja impor yang dinilai semakin mengganggu industri baja nasional. Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) Faisol Riza menyebut langkah utama yang akan dilakukan adalah memperkuat koordinasi antar kementerian dan membuka peluang investasi baru di sektor baja.
"Tunggu saja, kami akan berkoordinasi dengan kementerian terkait, misalnya Kementerian Perdagangan, Kementerian Investasi, dan Kementerian Keuangan. Terutama Kemenkeu yang ada Bea Cukai di border, yang bisa melakukan pengawasan langsung terhadap barang masuk ke Indonesia," kata Faisol saat ditemui di kompleks parlemen, Jakarta, Senin (10/11/2025).
Ia mengatakan, pola pengawasan ini akan meniru pendekatan yang dilakukan pemerintah untuk menekan lonjakan impor produk tekstil.
"Seperti kita ketahui, untuk kasus produk tekstil yang sekarang menjadi perhatian pemerintah, salah satu yang diperkuat adalah pengawasan di border. Kira-kira kurang lebih sama (penanganannya) dengan baja," ujarnya.
Selain memperketat pengawasan, pemerintah juga menawarkan solusi jangka panjang dengan membuka peluang investasi di sektor baja bagi pelaku industri luar negeri.
"Tentu saja, kalau industri baja ingin masuk ke pasar dalam negeri, produk-produk luar, kami minta supaya mereka berinvestasi di Indonesia, bangun pabrik di Indonesia, sehingga mereka juga punya akses ke pasar domestik," ujarnya.
Menurut Faisol, strategi ini akan membantu mengurangi ketergantungan pada impor baja yang saat ini mencapai sekitar 11 juta ton per tahun, sekaligus memperluas peluang ekspor bagi industri dalam negeri.
"Investasi tentu solusi buat industri baja agar tidak hanya memenuhi kebutuhan dalam negeri yang memang besar, yang selama ini sebagian itu impor, kira-kira 11 juta ton impor, bisa dipenuhi lebih baik kalau mereka berinvestasi di dalam negeri. Nah, nilai impornya jadi lebih rendah. Sekaligus juga, selain impor, mereka bisa melakukan ekspansi ke pasar global melalui ekspor, kita akan dukung dengan berbagai fasilitas," terang Faisol.
Ia menegaskan, pemerintah jelas lebih memilih mendorong investasi ketimbang terus membuka keran impor. "Ya tentu (dorong investasi)," tegasnya.
Faisol menambahkan, minat investor terhadap industri baja Indonesia sejatinya cukup tinggi.
"Pada dasarnya ada cukup banyak minat investasi di sektor industri baja. Memang, hampir setiap hari perusahaan-perusahaan dari luar datang ke tempat kami maupun Kementerian Investasi untuk menanyakan bagaimana proses investasi bisa dilakukan di Indonesia," ungkapnya.
Sejumlah negara pun disebut sudah menunjukkan ketertarikan untuk menanamkan modalnya di Indonesia, seperti negara dari Eropa, China, hingga Vietnam.
"Ada beberapa negara dari Eropa, dari China, dari Vietnam, yang mau merelokasi pabriknya," pungkasnya.
(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article AS Butuh Banyak Impor, Menperin Ungkap Nasib Ekspor Baja RI

2 hours ago
1
















































