Jakarta, CNBC Indonesia - SpaceX mengatakan salah satu satelit Starlink mengalami insiden anomali di luar angkasa pada Rabu (17/12), yang menciptakan puing-puing dalam jumlah sedikit. Selain itu, satelit tersebut juga putus kontak dengan pesawat luar angkasa SpaceX pada ketinggian 418 km.
Dikutip dari Reuters, Jumat (19/12/2025), insiden ini menandai kecelakaan kinetik langka bagi raksasa satelit tersebut di orbit.
"Satelit tersebut sebagian besar masih utuh, berputar-putar, dan akan memasuki kembali atmosfer Bumi dan hancur sepenuhnya dalam beberapa minggu," kata Starlink dalam sebuah unggahan di X.
Perusahaan milik Elon Musk mengatakan satelit yang mengalami kecelakaan jatuh dengan cepat pada ketinggian 4 km. Diduga ada semacam ledakan yang terjadi di atas pesawat.
SpaceX bekerja sama dengan Pasukan Luar Angkasa (Space Force) AS dan NASA untuk memonitor puing-puing yang ada. Namun, SpaceX tidak mengumbar berapa jumlah puing-puing yang terdeteksi.
Perusahaan pengawas luar angkasa LeoLabs mengatakan pihaknya mendeteksi puluhan puing-puing dari insiden tersebut. Kemungkinan fragmen-fragmen tambahan bisa dideteksi dalam analisa yang lebih lanjut.
LeoLabs menambahkan bahwa penurunan ketinggian yang cepat kemungkinan menunjukkan bahwa kecelakaan itu disebabkan oleh masalah internal dan bukan tabrakan dengan objek lain di luar angkasa.
Unit pengawasan antariksa Space Force tidak segera merespons permintaan komentar dari Reuters terkait jumlah puing-puing yang terdeteksi. Puing-puing tersebut bisa memicu risiko untuk aktivitas satelit-satelit lain di orbit.
Namun, karena satelit Starlink masih relatif utuh setelah melepaskan puing-puing dalam jumlah yang relatif kecil, peristiwa tersebut tampak lebih kecil skalanya dibandingkan kecelakaan orbit lainnya seperti pecahnya satelit Intelsat yang menghasilkan lebih dari 700 keping, atau pecahnya badan roket China tahun lalu.
(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]

2 hours ago
1

















































