Wali Kota Banda Aceh, Illiza Sa'aduddin Djamal foto bersama perwakilan 11 negara penerima penghargaan pada gala dinner bertajuk “Seoul Night”, di Bali Beach Convention Center, Denpasar, Senin (27/10) malam.
Ukuran Font
Kecil Besar
14px
DENPASAR (Waspada.id): Kabar membanggakan datang dari ajang internasional 4th CityNet SDG City Awards 2025. Kota Banda Aceh dinobatkan sebagai peraih Grand Prize atau penghargaan tertinggi dari 11 kota penerima penghargaan lainnya.
Penghargaan ini diserahkan dalam acara gala dinner bertajuk “Seoul Night”, yang menjadi bagian dari rangkaian kegiatan 25th CityNet Executive Committee Meeting dan SDG City Awards 2025, yang berlangsung di Bali Beach Convention Center, Denpasar, Senin (27/10) malam.
Scroll Untuk Lanjut Membaca

IKLAN
Pada hari kedua pelaksanaan kegiatan 25th CityNet Executive Committee Meeting, selain penyerahan penghargaan kepada 11 kota dengan inovasi terbaik, juga diadakan kegiatan Seoul Night. Dalam kesempatan tersebut, panitia mengumumkan peraih penghargaan terbaik dari 11 inovasi pemenang untuk dipilih Top 3 Winner, setelah melalui proses penilaian mendalam oleh panel juri internasional.
Berdasarkan hasil penilaian, juara ketiga diberikan kepada Kota Subang Jaya (Malaysia), juara kedua diraih oleh Quezon City (Filipina), dan Grand Prize atau juara pertama diberikan kepada Kota Banda Aceh (Indonesia). Sementara penghargaan People’s Choice Award atau pilihan peserta melalui voting diberikan kepada Kota Surabaya.
Acara Seoul Night dibuka secara resmi oleh Ambassador Seoul Metropolitan Government. Para pemenang Top 3 dan pemenang People’s Choice Award akan mendapatkan sponsorship untuk menghadiri forum internasional di Seoul pada tahun 2026.
Banda Aceh meraih Grand Prize melalui inovasi “Women in Waste Management: The WCP System”, yang dinilai oleh dewan juri internasional sebagai program paling inspiratif dan berdampak luas dalam mendukung implementasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) di tingkat komunitas.
Inovasi ini memberdayakan perempuan sebagai pengelola Waste Collecting Point (WCP) di 39 titik di seluruh Banda Aceh, menciptakan dampak sosial, ekonomi, dan lingkungan yang berkelanjutan.
Wali Kota Banda Aceh, Illiza Sa’aduddin Djamal, menyampaikan rasa syukur dan kebanggaannya atas pengakuan dunia terhadap inovasi masyarakat Banda Aceh.
“Alhamdulillah, ini adalah penghargaan tertinggi yang menjadi bukti bahwa kerja kolaboratif antara pemerintah dan masyarakat, khususnya perempuan, bisa melahirkan solusi nyata bagi lingkungan,” ujar Illiza.
“Program WCP bukan hanya menjaga kebersihan kota, tetapi juga memberdayakan perempuan agar berdaya secara ekonomi, sosial, dan lingkungan. Penghargaan ini menjadi motivasi bagi kami untuk memperluas sistem WCP ke seluruh gampong di Banda Aceh,” lanjutnya.
Panel juri yang terdiri dari perwakilan CityNet Secretariat, UN ESCAP, UNDP, ADB, Global Green Growth Institute (GGGI), Seoul Metropolitan Government, dan Zero Waste Foundation menilai program Banda Aceh memiliki keberlanjutan tinggi, kolaborasi lintas-sektor yang kuat, serta kesesuaian dengan nilai-nilai SDGs.
Dalam RPJM Banda Aceh 2025 – 2029, program WCP juga telah menjadi bagian dari kebijakan prioritas lingkungan “Asri: Aksi Solutif untuk Ramah Lingkungan” dan mendukung pengarusutamaan gender melalui program “Peduli: Perempuan, Disabilitas, dan Anak untuk Lingkungan Inklusif.”
Wali Kota Illiza juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh perempuan penggerak WCP dan masyarakat Banda Aceh yang terus menjaga kebersihan serta semangat kolaborasi.
“Ini bukan hanya kemenangan Banda Aceh, tapi kemenangan perempuan, komunitas, dan seluruh warga yang berjuang untuk kota yang bersih, hijau, dan berkelanjutan.” (id65)
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.






















































