Bos Besar Freeport Turun Gunung Pastikan Operasi Smelter Lebih Cepat

5 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Freeport Indonesia (PTFI) akhirnya berhasil mempercepat perbaikan fasilitas pemurnian dan pemrosesan (smelter) tembaga di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Java Integrated Industrial & Ports Estate (JIIPE) Gresik, Jawa Timur.

Hal ini terwujud setelah perusahaan melakukan perbaikan berbulan-bulan lamanya sejak smelter mengalami kebakaran pada Oktober 2024 lalu dan dinyatakan sebagai force majeure atau kahar pada beberapa waktu lalu.

Chairman of the Board Freeport-McMoRan Richard C. Adkerson dan Presiden & CEO Freeport-McMoRan Kathleen Quirk bersama Presiden Direktur PTFI Tony Wenas pun turun langsung ke Gresik guna memastikan kelancaran mulai beroperasinya smelter.

"Kedatangan pimpinan FCX ini adalah untuk memastikan smelter PTFI mulai beroperasi kembali dengan baik setelah kejadian kahar pada 14 Oktober 2024," ungkap Tony dalam keterangan tertulis, Kamis (22/5/2025).

Tony menjelaskan bahwa saat ini smelter sudah mulai beroperasi dan akan menghasilkan katoda tembaga pada minggu ke-4 bulan Juni 2025.

"Setelah dimasukkan konsentrat, diolah di furnace menjadi anoda tembaga, kemudian dibawa ke electrorefinery untuk menjadi katoda tembaga," kata Tony.

Ia mengatakan beroperasinya kembali smelter PTFI pada pekan ketiga bulan Mei ini adalah sebuah capaian yang sangat baik dan merupakan bukti nyata resiliensi perusahaan dalam mengatasi berbagai tantangan serta melaksanakan komitmen terhadap hilirisasi.

"Produksi smelter sebetulnya akan dimulai pekan ketiga bulan Juni. Namun pada perkembangannya, proses perbaikan dapat diselesaikan lebih cepat," kata Tony.

Adapun, PTFI sendiri menggunakan pesawat-pesawat kargo berbadan lebar untuk mempercepat pengiriman material dari luar negeri. Antara lain Boeing 747 dan tiga kali perjalanan Antonov-AN124 dengan total lebih dari 300 ton.

Tony menambahkan, perusahaan melakukan berbagai upaya maksimal diantaranya mengerahkan tenaga kerja sekitar 2.000 orang untuk perbaikan dengan skema kerja dua shift dan fokus pada perbaikan, pengadaan, konstruksi dan instalasi.

"Dengan memprioritaskan keselamatan, kami berupaya maksimal agar perbaikan dan commissioning smelter selesai lebih cepat dan efisien. Setiap tahap kami lakukan dengan sangat hati-hati dan penuh perhitungan agar smelter secepatnya kembali berproduksi," kata Tony.

Saat ini, smelter PTFI telah beroperasi kembali dan akan memasuki fase ramp-up, yaitu kapasitas produksi yang meningkat secara bertahap dari 40% hingga mencapai produksi penuh 100% pada bulan Desember 2025.

"Akselerasi perbaikan dan produksi smelter ini menjadi bukti nyata PTFI sebagai perusahaan tambang terintegrasi dari hulu hingga hilir yang mendukung penuh program hilirisasi sumber daya mineral yang ditetapkan pemerintah sekaligus komitmen terhadap Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK)," katanya.

Tony menegaskan kembali beroperasinya Smelter PTFI ini menjadi langkah strategis yang tidak hanya mendukung kemandirian industri dalam negeri, tetapi juga memperkuat posisi Indonesia di pasar global.

"Sebagai bagian dari visi pemerintah menuju Indonesia Emas 2045, PTFI berkomitmen untuk terus berkontribusi dan memberikan nilai tambah bagi bangsa dan negara," katanya.

Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan bahwa progres perbaikan smelter tembaga PT Freeport Indonesia (PTFI) di Gresik, Jawa Timur, hampir rampung dan ditargetkan bisa mulai beroperasi kembali pada Juni 2025.

Hal itu merupakan bagian dari hasil pembicaraannya dengan PTFI di Kantor Kementerian ESDM, Senin (19/5/2025) lalu. Bahlil mengungkapkan target operasi bulan depan itu terhitung telah dipercepat dari target sebelumnya pada September 2025.

"Freeport kemarin mereka melaporkan kepada saya bahwa smelter mereka yang tadinya selesai di bulan September, itu bulan ini sudah selesai. Juni itu sudah mulai. Sekarang sudah mulai pemanasan," jelasnya di sela acara The 49th IPA Convex di ICE BSD, Tangerang Selatan, dikutip Kamis (22/5/2025).

Dia menyebutkan, proses 'pemanasan tungku' pada smelter tembaga PTFI membutuhkan waktu hingga 2-3 minggu sampai bisa memproses konsentrat tembaga.

"Jadi mulai masuk bahan berkonsentratnya di bulan Juni. Jadi konsentratnya sudah masuk," tambahnya.

Selain itu, Bahlil juga mengatakan bahwa pertemuan tersebut juga membahas terkait perpanjangan Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) PTFI yang akan berakhir pada tahun 2041.

Sayangnya, Bahlil tidak menjelaskan lebih detail perihal pembicaraan tersebut. "Dalam pembahasan kemarin, tidak terlalu banyak, tidak terlalu spesifik. Tapi juga saya ikut diajak membahas itu. Tapi kita lihat perkembangan," tandasnya.

Seperti diketahui, pada Oktober 2024 lalu telah terjadi insiden kebakaran di fasilitas Common Gas Cleaning Plant smelter tembaga Freeport. Insiden ini menyebabkan kerusakan parah pada Wet Electro-Static Precipitator (WESP) serta beberapa ducting dan valves yang terintegrasi dengan sistem tersebut.

Mengutip data PTFI, investasi kumulatif untuk proyek smelter PTFI di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE), Gresik, tersebut mencapai Rp 58 triliun atau sekitar US$ 3,67 miliar.

Proyek ini merupakan pemenuhan komitmen PTFI terhadap Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) yang diterbitkan pada tahun 2018.

Proyek smelter dengan desain single line terbesar di dunia ini memiliki kapasitas pengolahan 1,7 juta ton konsentrat tembaga per tahun dan memproduksi sekitar 600.000-700.000 katoda tembaga per tahun.

Bersama dengan smelter pertamanya yang dikelola PT Smelting Gresik, kedua smelter milik PT Freeport Indonesia ini akan memurnikan total 3 juta ton konsentrat tembaga per tahun, dan menghasilkan 1 juta ton katoda tembaga, 50 ton emas, dan 200 ton perak.


(wia)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Bioetanol Bakal Gantikan Bensin, Tapi Cukai bikin pusing

Next Article Usai Kebakaran, Pabrik Tembaga Freeport Ditarget Beroperasi Juni 2025

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |