Bupati Abdya Safaruddin, saat launching aplikasi SIMUDAH, di kompleks perkantoran Bukit Hijau, Blangpidie. Selasa (28/10).Waspada.id/Syafrizal
Ukuran Font
Kecil Besar
14px
BLANGPIDIE (Waspada.id): Demi mempermudah sistem pengelolaan sampah agar mudah dan terarah, Dinas Perkim dan Lingkungan Hidup (LH), Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), menciptakan Sistem Informasi Manajemen Persampahan Mudah dan Terarah (SIMUDAH).
Kegiatan launching aplikasi SIMUDAH dilakukan Bupati Abdya Safaruddin, di komplek taman perkantoran setempat, Selasa (28/10). Didampingi Ketua DPRK Abdya Roni Guswandi, Kapolres Abdya AKBP Agus Sulistianto, Kasdim 0110/Abdya Mayor Caj Sungkono dan Kepala Kankemenag Abdya H Marwan, para Asisten, Kepala SKPK dan pejabat terkait lainnya.
Scroll Untuk Lanjut Membaca

IKLAN
Bupati Abdya Safaruddin mengatakan, khusus untuk pengelolaan sampah di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Ikue Lhueng, berapa pun nilainya kalaupun tidak dianggarkan nanti, boleh menyetujui pakai urusan umum dinas yang digunakan oleh Bupati. “Itu bagian komitmen saya, agar pengelolaan sampah ini benar-benar tersistem dan teratur, hingga mampu mendongkrak PAD, ditambah lagi keterbatasan anggaran saat ini. Mungkin daerah lain akan berfikir ketidakmampuan, hari ini Abdya akan berimprovisasi kebijakan,” tegasnya.
Komitmennya lagi, Abdya adalah memberikan arah baru. Demi membuat Abdya terus berkembang, paling tidak sejajar dengan daerah lainnya di Aceh. Karena perubahan hidup bisa dilakukan dari diri sendiri. “Semua ini dilakukan merupakan langkah yang sedang diimplementasikan dari Menteri LHK, tentang penyelenggaraan pengelolaan sampah dan penghentian sistem pembuangan terbuka. Sudah saatnya kita berfikir untuk melakukan inovasi,” ujarnya.
Kepala Dinas Perkim-LH Abdya Armayadi ST melaporkan, jika masyarakat semakin bagus dan berpartisipasi, maka akan pengelolaan sampah juga akan mudah. Tidak semua sampah itu harus ke TPA, tapi juga butuh penguraian. “Kita harus menjadi agen untuk mensosialisasikan hal itu,” katanya.
Dengan adanya aplikasi digital ini lanjut Armayadi, maka akan memproses lebih mudah. Dimana sampah bisa menjadi sumber PAD. Bahkan, dari Rp170 juta, sekarang mencapai Rp200 juta lebih. “Ini sebuah langkah yang baik untuk menertibkan pemasukan PAD melalui sistem SIMUDAH. Tidak ada yang bermain-main lagi, dalam pengutipan iuran sampah,” katanya.(id82)
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.






















































