DPW PKB Sumut menggelar tsyakuran dan doa bersama sekaligus penyantunan anak yatim dan kaum duafa atas penganugerahan gelar pahlawan nasional kepada KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) Presiden RI ke 4 Deklarator PKB, Syaikhona Mohammad Kholil Ulama Besar Nusantara dan Tuan Rondahaim Saragih Garingging, di Medan, Kamis (13 /11/2025). Waspada.id/ist
Ukuran Font
Kecil Besar
14px
MEDAN (Waspada.id): DPW PKB Sumut menggelar tasyakuran dan doa bersama sekaligus penyantunan anak yatim dan kaum duafa atas penganugerahan gelar pahlawan nasional kepada KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) Presiden RI ke 4 Deklarator PKB, Syaikhona Mohammad Kholil Ulama Besar Nusantara dan Tuan Rondahaim Saragih Garingging, di Medan, Kamis (13 /11/2025).
Acara ini dihadiri oleh anggota DPRD Sumut dari PKB Muniruddin Ritonga, SHi, MA, Ketua Dewan Syuro DPW PKB KH Akhyar Nasution, Wakil Ketua Dewan Syuro Drs H. Muhammad Hatta Siregar SH., MSi. Wakil Ketua Tanfidz Ita Julianti, Sekretaris Perempuan Kebangkitan Bangsa Hj Hafni Nasution, pemuda Garda Bangsa dan lainnya
Scroll Untuk Lanjut Membaca

IKLAN
Muniruddin mengingat jasa-jasa tokoh nusantara KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Syaikhona Muhammad Kholil dan Tuan Rondahaim Saragih ini yang dianugerahi gelar pahlawan nasional pada 10 Nopember lalu di Jakarta.
“Wajar bagi kami karena KH Muhammad Kholil Bangkalan mencetak para kyai dan ulama besar di Indonesia, serta Gus Dur sebagai Presiden RI ke 4 dan Tuan Rondahaim Saragih Garingging gelar Raja Raya Namabajan adalah penguasa ke 14 Partuanan Raya, yang dijuluki Pemerintah Kolonial Belanda sebagai Napoleon der Bataks,” katanya.
Tuan Rondahaim Saragih sampai akhir hayatnya melakukan perlawanan terhadap Belanda di Pematang Raya Simalungun Sumatera Utara.
Ia menjelaskan, Syaikhona Kholil Bangkalan tidak hanya dikenal sebagai ulama karismatik, tetapi juga sebagai ‘kiainya para kiai’. Karena, hampir seluruh pendiri pesantren besar di Nusantara memiliki hubungan keilmuan dan sanad spiritual dengan beliau.
Warisan pemikiran dan ajaran Syaikhona Kholil, lanjutnya, sangat berpengaruh terhadap pembentukan karakter keislaman yang moderat, berakhlak, dan humanis di Indonesia.
Tokoh kedua, lanjut Muniruddin, adalah KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang dikenal sebagai tokoh pluralisme, demokrasi, dan kemanusiaan universal.
“Kedua, Gus Dur, kita semua tahu siapa beliau. Gus Dur telah mengajarkan kepada kita bagaimana kemanusiaan ditempatkan di atas segala perbedaan. Itu juga ajaran yang beliau warisi dari para ulama, termasuk dari Syaikhona Kholil,” ungkapnya.
Beliau juga menjelaskan bagaimana Tuan Rondahaim Saragih berjuang tanpa henti untuk mengusir penjajah dari Pematang Raya Simalungun.
Acara Tasyakuran dan Doa dibawakan langsung Ketua Dewan Syura DPW PKB Sumut KH Akhyar Nasution diselingi dengan ceramah singkat dan zikir wirid KH Hasyim Asyhari pendiri Nahdlatul Ulama yang dipandu langsung oleh KH Akhyar.(id06)
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.






















































