Mantan Presiden Diusulkan Jadi Pahlawan, Ini Tanggapan Ketua Fatwa MUI

3 hours ago 2
Nusantara

4 November 20254 November 2025

Mantan Presiden Diusulkan Jadi Pahlawan, Ini Tanggapan Ketua Fatwa MUI Ketua MUI Bidang Fatwa Prof. Niam menyatakan bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya.

Ukuran Font

Kecil Besar

14px

JAKARTA (Waspada): Ketua MUI Bidang Fatwa Prof. Niam menyatakan bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya, termasuk para mantan presiden yang telah memimpin dan membangun Indonesia.

“Setiap zaman memiliki pahlawannya. Kita harus menghargai perjuangan para tokoh dan pemimpin bangsa, termasuk para mantan presiden yang telah berjasa. Pak Karno, Pak Harto, Pak Habibie, dan Gus Dur adalah para pemimpin bangsa yang layak menjadi pahlawan,” ujar Prof. Niam usai konferensi pers persiapan Musyawarah Nasional (Munas) MUI di Kantor MUI, Jakarta, Selasa (4/11/2025).

Scroll Untuk Lanjut Membaca

IKLAN

Pernyataan ini disampaikan menanggapi langkah Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) yang mengusulkan 40 tokoh nasional untuk memperoleh gelar Pahlawan Nasional. Menurut Prof. Niam, kebijakan tersebut menunjukkan sikap kenegarawanan Presiden Prabowo Subianto.

“Saya rasa itu langkah yang bagus. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai pahlawannya. Usulan dari berbagai latar belakang itu mencerminkan semangat Presiden Prabowo untuk merangkul, membangun harmoni, dan kebersamaan,” tegas mantan aktivis mahasiswa 1998 itu.

Guru Besar Fikih UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini menambahkan, Islam mengajarkan untuk mengenang jasa orang-orang yang telah wafat, terutama mereka yang berbuat baik dan berjasa besar bagi bangsa.

“Hari Pahlawan yang diperingati setiap 10 November menjadi momentum untuk mengenang jasa mereka yang mengorbankan jiwa dan raganya bagi kemajuan bangsa. Islam memerintahkan kita untuk mengingat kebaikan dan memaafkan kesalahan orang lain, apalagi pemimpin yang telah berbuat banyak untuk negeri,” jelasnya.

Prof. Niam menilai, Presiden Soeharto, Gus Dur, dan BJ Habibie memiliki kontribusi nyata bagi kemajuan Indonesia di bidang masing-masing. “Masing-masing tentu punya kekurangan, tapi kita harus menghargai jasa dan kebaikan yang telah mereka tanam untuk bangsa,” katanya.

Menurutnya, tidak sepatutnya bangsa ini terus menyimpan dendam atau mengungkit kesalahan masa lalu. “Sehebat apa pun orang, pasti ada kekurangannya. Tapi Islam mengajarkan kita untuk mengenang kebaikan dan memaafkan kesalahan,” ujarnya.

Sebelumnya, Menteri Sosial Saifullah Yusuf menyampaikan bahwa pihaknya telah menyerahkan 40 nama tokoh yang diusulkan untuk mendapat gelar Pahlawan Nasional. Di antaranya Presiden ke-2 RI Soeharto, Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur), dan aktivis buruh perempuan Marsinah.

“Usulan ini merupakan hasil pembahasan bertahun-tahun. Ada yang sudah memenuhi syarat sejak lima atau enam tahun lalu,” kata Gus Ipul.

Beberapa tokoh lain yang turut diusulkan antara lain ulama besar Syaikhona Muhammad Kholil (Bangkalan), KH Bisri Syansuri, KH Muhammad Yusuf Hasyim (Tebuireng, Jombang), Jenderal TNI (Purn) M. Jusuf (Sulawesi Selatan), dan Jenderal TNI (Purn) Ali Sadikin (Jakarta).

Menteri Kebudayaan Fadli Zon menambahkan, pengusulan 40 tokoh tersebut telah melalui kajian panjang dan seminar yang melibatkan berbagai kalangan akademisi dan sejarawan.

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |