2 hours ago
3
Jakarta, CNBC Indonesia - Bentrokan sengit antara faksi jihad yang saling bermusuhan di timur laut Nigeria telah merenggut sekitar 200 nyawa. Pertempuran mematikan ini terjadi di kawasan Danau Chad yang dikenal bergejolak, terjadi saat negara Afrika itu berada di bawah sorotan tajam dari Amerika Serikat (AS) atas tuduhan pelanggaran hak asasi manusia.
Menurut sumber intelijen, milisi, dan kelompok jihad yang berbicara kepada Agence France-Presse (AFP) pada hari Senin (10/11/2025), pertempuran pecah antara kelompok Boko Haram dengan rivalnya, militan Islamic State West Africa Province (ISWAP), pada hari Minggu di Dogon Chiku, di tepi Danau Chad.
Seorang perwakilan dari milisi anti-jihadis, Babakura Kola, yang membantu militer Nigeria, memberikan rincian korban tewas dari salah satu pihak yang bertikai.
"Dari jumlah korban yang kami dapatkan, sekitar 200 teroris Boko Haram tewas dalam pertempuran itu," kata Babakura Kola kepada AFP.
Insiden kekerasan internal ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan diplomatik antara Nigeria dan AS. Presiden AS Donald Trump baru-baru ini mengumumkan penetapan Nigeria sebagai "Country of Particular Concern" karena dinilai melakukan pelanggaran berat terhadap kebebasan beragama.
Trump, dan beberapa sekutunya di Kongres, menuduh pemerintah Nigeria gagal bertindak atau bahkan mentolerir "pembantaian massal" umat Kristen di negara tersebut, sebuah klaim yang oleh beberapa pihak disebut sebagai genosida.
Sebagai respons atas situasi ini, Trump bahkan mengancam akan memutus semua bantuan AS dan memerintahkan Pentagon untuk "mempersiapkan kemungkinan tindakan" militer terhadap Nigeria jika situasi tidak ditangani.
Pemerintah Nigeria telah berulang kali menolak tuduhan genosida tersebut, bersikeras bahwa kekerasan yang terjadi adalah konflik kriminal dan terorisme yang kompleks, bukan penganiayaan agama yang disponsori negara.
(tps/tps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Perang Saudara Menggila! Warga Dibakar Hidup-Hidup, 100 Lebih Tewas
