Aksi Emak-emak Agara Blokir Jalan Nasional Akhirnya Dibuka Kembali

11 hours ago 7
Aceh

18 Desember 202518 Desember 2025

Aksi Emak-emak Agara Blokir Jalan Nasional Akhirnya Dibuka Kembali Aksi puluhan emak-emak saat orasi menyampaikan tuntutannya. Waspada.id/Seh Muhammad Amin

Ukuran Font

Kecil Besar

14px

KUTACANE (Waspada.id): Aksi puluhan emak-emak warga Desa Ketambe, Kecamatan Ketambe, Kabupaten Aceh Tenggara (Agara) yang sempat memblokir ruas jalan nasional Kutacane -Gayo Lues sebagai bentuk protes, akhirnya dibuka kembali.

Pasalnya, menyusul 21 hari pascabencana, namun belum ada penanganan nyata dari Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera I, Kementerian Pekerjaan Umum (PU), menormalkan alur Sungai Alas hingga saat ini yang sudah mengarah ke permukiman warga.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

IKLAN

Kepala Desa Ketambe, Lahat, Rabu (17/12) mengatakan khawatir terjadi abrasi dan banjir susulan karena Aceh Tenggara dalam tiga hari ini selalu dilanda hujan.

“Ini adalah persoalan serius yang dihadapi warga Ketambe. Banjir besar tiga pekan lalu bahkan melahap rumah dan tanah warga di bantaran Sungai Alas. Dan kini, jika tidak ditangani secara serius oleh BWS, rumah warga yang tersisa bakal terseret arus deras Sungai Alas,” terang Lahat.

Dia mengatakan, setiap saat arus sungai yang berhulu di Leuser itu mengikis daratan di kampung mereka. Untuk mencegah hal itu, warga, secara swadaya, menyewa satu unit alat berat untuk mengalihkan aliran sungai. Tapi upaya itu tidak membuahkan hasil, sebutnya.

“Di desa kami ada 26 rumah hanyut dan 14 rumah lainnya mengalami kerusakan ringan, karena dampak banjir ini terjadi sepanjang aliran sungai yang berbatasan langsung dengan jalan nasional,” sambung Lahat lagi.

Kades Ketambe ini mengaku bahwa pihak desa bersama warga telah berulang kali ingin berkordinasi dengan pemerintah daerah. Sore (Rabu, 17/12) tadi, Bupati Aceh Tenggara, Salim Fakhry, mendatangi kampung itu dengan membawa alat berat yang diharapkan warga.

Salah seorang emak-emak yang ikut serta dalam aksi protes tersebut, Aini, menangis sambil mengatakan sejak banjir besar itu, warga merasa was-was. Bahkan pada malam hari, saat hujan turun, sejumlah pria di kampung itu berjaga-jaga untuk memantau debit air Sungai Alas. “Perubahan alur sungai itu tidak hanya mengancam kampung kami. Jalan nasional juga bakal hilang jika BWS tidak bertindak,” kata Aini.

Sementata, Ketua TP PKK Aceh Tenggara, Hj Nurjanah Salim Fakhry mengaku terkejut adanya pemblokiran jalan nasional ketika dia beserta rombongan hendak mengantarkan bantuan korban terdampak banjir, “alhmdulillah jalan yang diblokir akhirnya dibuka kembali, setelah kita mendatangi mereka dan berkoordinasi soal tuntutannya”.

“Dan Bapak Bupati Aceh Tenggara ketika saya hubungi Alhmmdllah sangat respon dan beliau berjanji besok (Kamis 18/12), mendatangkan alat berat untuk menormalkan alur Sungai Alas sehingga tidak mengarah ke permukiman warga lagi, akhirnya aksi emak emak bubar,” tambah Nurjanah. (id80)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |