MEDAN (Waspada.id): Mengatasi persoalan banjir di Kota Medan bukan soal besarnya anggaran yang digelontorkan. Bukan soal angka, namun itu diukur tepat sasaran dan bermanfaat atau tidak.
Jika anggaran semakin besar, celah korupsi semakin besar pula. Contoh, di masa Wali Kota Medan Bobby Nasution, membangun kolam retensi, drainase sistem u-dict, pompa air dan pembebasan lahan yang anggarannya cukup besar tersebut dinilai gagal, hujan sebentar, Medan tetap banjir.
Scroll Untuk Lanjut Membaca

IKLAN
Hal itu ditegaskan pengamat lingkungan, Jaya Arjuna kepada Waspada.id, Kamis (30/10/2025), sore. ‘’Hujan turun, air tetap saja menggenangi jalan dan pemukiman,’’ cetusnya.
Sebelumnya, World Bank (Bank Dunia) menggelontorkan dana sebesar Rp6 triliun untuk penanganan banjir di Kota Medan. Batas waktu penggunaan dana tersebut hanya sampai Januari 2027.
Anggota Komisi IV DPRD, Lailatulbadri dalam rapat dengar pendapat dengan instansi terkait, meminta Pemko Medan dan satgas untuk bergerak cepat agar anggaran Bank Dunia itu bisa dimaksimalkan untuk pengerjaan fisik.
Saat itu, Sekretaris Dinas SDABMBK Medan, Willy Irawan, menyebut Kota Medan mendapat bantuan anggaran dari World Bank sebesar Rp163 miliar untuk pengerjaan di Sungai Badera. Namun, hingga kini baru terserap Rp30 miliar karena proses pembebasan lahan belum selesai.
“Jika pembebasan lahan cepat selesai, anggaran Bank Dunia Rp6 triliun itu bisa dipergunakan untuk pengerjaan fisik dan proyek bisa selesai sebelum Januari 2027,” kata Willy.
Untuk mengurangi banjir, saat ini Pemko Medan tengah membangun floodway Sei Sikambing – Belawan dimulai sejak Wali Kota Medan Bobby Nasution dengan anggaran yang cukup besar, kini diduga bermasalah. Floodway ini ditinjau Wali Kota Rico Waas, Senin (27/10/2025).
Pengamat lingkungan Jaya Arjuna, menilai itu belum perlu. ‘’Untuk mengatasi banjir di Kota Medan tidak perlu Rp6 triliun, cukup Rp350 miliar sampai Rp1 triliun, banjir Medan bisa diatasi. Anggaran Rp350 miliar, banjir Medan bisa dikurangi,’’ ungkapnya.
Jaya mengatakan, Wali Kota Medan Rico Waas harus jeli memanfaatkan anggaran, jangan terjebak masa lalu. ‘’Masa Wali Kota Bobby Nasution, anggaran besar untuk pengendalian banjir, terbukti gagal,’’ terangnya.
Untuk itu Jaya menawarkan solusi. ‘’Korek 8 juta meter kubik sedimen yang ada di Kota Medan, termasuk sedimen yang ada di muara Sungai/Kuala Deli,’’ ujarnya.
Saat ini sungai besar dan kecil serta seluruh parit di Kota Medan dipenuhi dengan sedimen, baik berupa tanah atau lumpur, sampah plastik dan tumbuhan hingga bebatuan.
‘’Nah, ini tidak pernah dikorek menyeluruh sejak zaman Wali Kota Abbdilah yang lokasi banjirnya masih 117 titik, dibanding saat ini sudah mencapai 1.350 titik. Kondisi seluruh sungai dan parit di Medan dipenuhi sedimen harus dikorek, harus dibersihkan,’’ tandasnya.
Untuk mengorek sedimen itu, kata Jaya Arjuna, dengan anggaran Rp350 miliar itu sudah termasuk peralatan dan ongkos pekerja, banjir bisa diatasi.
Selain mengatasi sedimen, hal yang bisa dilakukan yakni membangun saluran laluan, yakni air dialirkan ke bawah tanah dengan cara dibor. Ini juga efektif mengurangi banjir, namun hanya bisa dilakukan dibeberapa titik saja.
‘’Membangun laluan hanya bisa dilakukan dibeberapa titik saja di Kota Medan, seperti di daerah Setia Budi, Malibu yang airnya bersih, namun resikonya bisa mencemari air tanah. Sementara laluan tidak bisa dibangun di kawasan Medan Utara,’’ jelasnya.
Jaya menyayangkan saluran air warisan Belanda yang seharusnya berfungsi dengan baik kini tidak terpelihara oleh Pemko Medan.
“Belanda dulu sudah membuat saluran sekunder seperti Sungai Bedera, Batuan, Bekala, Sikambing dan lainnya, tapi sekarang tidak dipelihara. Saluran primer seperti Sungai Deli dan Babura juga dikelola dengan salah, ditanggul-tangguli, akibatnya terjadi penumpatan di muara Sungai/Kuala Deli. Dari laut pun tidak bisa meredam air, makanya banjir rob juga sering terjadi,” ujarnya.
Untuk itu Jaya Arjuna berharap Wali Kota Medan saat ini, Rico Tri Putra Bayu Waas bisa melakukan pengorekan sedimen tersebut. ‘’Pengorekan menyeluruh terhadap saluran air yang tertimbun sedimen, solusi paling tepat dan efisien. Dua tahun beres. Kita sudah lama kaji itu,’’ tandasnya.(id96)
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.




















































