Jakarta, CNBC Indonesia - PT Lippo Cikarang Tbk. (LPCK) mengumumkan perubahan susunan dewan komisaris dan direksi yang baru. Perubahan tersebut telah diputuskan melalui oleh pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST).
Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), hasil RUPST sepakat untuk mengangkat Mario Budiman sebagai Presiden Direktur menggantikan Gita Irmasari. Selain itu, juga menyetujui pengunduran diri Komisaris, Anand Kumar.
"Menyetujui pengunduran diri Komisaris, Anand Kumar dan Presiden Direktur, Gita Irmasari. Dalam RUPST hari ini, Perseroan juga merubah dan menegaskan kembali susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan," tulis manajemen, Kamis (22/5).
Dalam RUPST tersebut, juga disampaikan terkait kinerja keuangan LPCK dengan pendapatan sebesar Rp1,94 triliun dan EBITDA mencapai Rp319 miliar sepanjang tahun 2024.
Sementara pada kuartal pertama tahun 2025, LPCK mencatatkan pra-penjualan (marketing sales) sebesar Rp323 miliar, atau setara dengan 19,6% dari target tahunan sebesar Rp1,65 triliun.
Penjualan ini didorong oleh permintaan kuat terhadap proyek hunian, yang menyumbang 67% dari total pra-penjualan, sedangkan proyek komersial, termasuk ruko dan lahan di area bisnis, menyumbang 33%.
Perseroan juga membukukan pendapatan sebesar Rp1,09 triliun dengan gross margin mencapai 26%. Sementara itu, EBITDA tercatat positif sebesar Rp173 miliar, atau setara dengan 16% dari total pendapatan kuartal tersebut.
Adapun susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan yang baru terhitung sejak ditutupnya RUPST tahun 2025 adalah sebagai berikut:
Dewan Komisaris :
Presiden Komisaris (Independen): Didik Junaedi Rachbini
Komisaris Independen: Hadi Cahyadi
Komisaris: Charles Rigoux
Komisaris: George Raymond Zage III
Direksi :
Presiden Direktur : Marlo Budiman
Direktur: Marshal Martinus Tissadharma
Direktur: Indryanarum
"Manajemen LPCK menyambut kehadiran jajaran baru dengan optimisme tinggi, dan berharap kolaborasi serta kepemimpinan yang kuat dari para profesional ini akan membawa nilai tambah signifikan bagi pengembangan bisnis ke depan, khususnya di sektor properti yang terus menunjukkan potensi besar," pungkasnya.
(ayh/ayh)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Pantau Efek Tarif Trump ke Sektor Properti, Investor Wait & See
Next Article Sempat Rugi Rp 384 T, Ini Kondisi Terbaru Raksasa Properti China