Penrad Siagian Tinjau Lokasi Bencana Di Sumut

11 hours ago 6
  • Salurkan 10 Ton Bantuan Dan Desak Alat Berat Dari Pusat

MEDAN (Waspada.id) Anggota DPD RI asal Sumatra Utara, Pdt. Penrad Siagian, kembali turun langsung ke lapangan meninjau sejumlah titik bencana banjir dan longsor di Kabupaten Humbang Hasundutan, Tapanuli Tengah, hingga Kota Sibolga. Kunjungan gelombang kedua tahap ketiga ini dilakukan untuk melihat langsung penderitaan warga sekaligus menyalurkan bantuan kemanusiaan.

Sejak Senin (15/12/2025), Penrad menyusuri jalur-jalur terdampak bencana dan menyalurkan lebih dari 10 ton bantuan, terdiri dari sembako, pakaian layak pakai, serta Alkitab. Bantuan tidak hanya diserahkan di posko pengungsian, tetapi juga langsung kepada masyarakat yang ditemui di sepanjang perjalanan menuju lokasi bencana.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

IKLAN

“Kiranya bantuan ini dapat sedikit meringankan beban saudara-saudara kita yang terdampak bencana,” ujar Penrad dalam keterangannya yang diterima di Medan, Rabu (17/12/2025).

Dalam kunjungan tersebut, Penrad juga menyerap langsung keluhan warga terkait lambannya penanganan pascabencana. Menurutnya, bencana yang terjadi sejak akhir November hingga pertengahan Desember 2025 belum ditangani secara optimal.

Memasuki minggu ketiga, proses pemulihan dinilai berjalan sangat lambat dan telah mengganggu aktivitas masyarakat, mulai dari perkantoran, pendidikan, hingga roda perekonomian. Sejumlah sekolah terpaksa menghentikan kegiatan belajar mengajar karena bangunan sekolah dan rumah warga masih terendam air, lumpur, serta material kayu.

“Ini sudah minggu ketiga, tapi lumpur, kayu, dan air masih menggenangi rumah dan sekolah. Anak-anak tidak bisa belajar, masyarakat tidak bisa bekerja,” ungkapnya.

Kekurangan Alat Berat Jadi Kendala Utama

Di Kabupaten Tapanuli Tengah, saat meninjau Kecamatan Tukka—wilayah yang disebut sebagai lokasi terparah—Penrad bertemu langsung dengan Bupati Tapteng, Masinton Pasaribu. Dalam pertemuan itu, Masinton menyampaikan keterbatasan serius pemerintah daerah dalam penanganan pascabencana, khususnya minimnya alat berat.

Alat berat milik Pemkab Tapteng dinilai sangat terbatas, sehingga pemerintah daerah terpaksa menyewa dari pihak swasta dengan kemampuan fiskal yang juga terbatas.

“Jalan, rumah, sekolah, hingga fasilitas kesehatan masih tertutup lumpur dan kayu. Pemkab hanya punya beberapa unit alat berat. Bahkan harus menyewa, sementara kemampuan keuangan daerah sangat terbatas,” kata Penrad menirukan penjelasan Bupati Masinton.

Ia mengungkapkan, Bupati Tapteng secara langsung meminta bantuan pemerintah pusat untuk segera mengirimkan alat-alat berat dalam jumlah memadai. Di lapangan, kondisi sungai, jalan, dan permukiman warga masih dipenuhi lumpur dan kayu gelondongan yang menyumbat aliran air.

Sungai Tukka Tertutup Kayu Sepanjang 1 Kilometer

Di Kecamatan Tukka, Penrad menyaksikan langsung kondisi Sungai Tukka yang tertutup kayu gelondongan dan lumpur sepanjang lebih dari satu kilometer. Ironisnya, proses pembersihan hanya mengandalkan dua unit alat berat, yang dinilai jauh dari cukup.

“Saya melihat sendiri sungai ini tertutup kayu, terjadi pendangkalan parah, dan pengerjaannya hanya menggunakan dua alat berat. Mau sampai kapan ini selesai?” tegasnya.

Akibat keterbatasan tersebut, setiap kali hujan turun, air dan lumpur kembali menggenangi rumah warga dan jalanan. Bahkan, sebagian warga masih takut kembali ke rumah karena ketinggian air di dalam rumah mencapai dua meter.

“Selama aliran sungai tidak normal, setiap hujan, air akan kembali masuk ke rumah warga. Ini penderitaan yang terus berulang,” ujarnya.

Desak Status Bencana Nasional

Melihat besarnya kerusakan dan dampak sosial ekonomi yang dialami masyarakat, Penrad kembali mendesak pemerintah pusat menetapkan bencana di Sumatra Utara sebagai bencana nasional.

“Dengan status bencana nasional, penanganan pascabencana, rekonstruksi, dan rehabilitasi bisa berjalan cepat, terkoordinasi, dan menyeluruh. Pemulihan ekonomi dan sosial masyarakat juga bisa segera terjadi,” katanya.

Ia menegaskan, kemampuan fiskal daerah sangat terbatas untuk menanggung beban pemulihan infrastruktur publik, rumah warga, serta pemulihan ekonomi masyarakat. Karena itu, intervensi pemerintah pusat menjadi kunci utama.

Penrad menutup kunjungannya dengan menegaskan bahwa pengiriman alat-alat berat dalam jumlah besar harus segera dilakukan. Tanpa langkah konkret tersebut, proses pemulihan akan terus tertunda dan kehidupan masyarakat terdampak tidak akan pernah benar-benar pulih.

Titik Distribusi Bantuan Sembako dan Alkitab

Humbang Hasundutan

HKBP Sibanbanon (4 desa terdampak)

Jemaat HKBP Panggugunan

Tapanuli Tengah

Posko HKI Kantor Praeses Daerah V

Posko Hutanabolon, Kecamatan Tukka

Desa terisolir: Aek Manuhar, Simarpinggan, Pakpahi

Sibolga

Posko Bencana Aek Garut

Posko Bencana Aek Parira

SMK Negeri 2 Sibolga (pemberian Alkitab)

Posko Pakpahan, Jalan Maraden Panggabean

Gereja HKI Sibolga Kota. (id06)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |