Petisi Siswa Tolak TKA Perlu Didengar  Kemendikdasmen 

7 hours ago 4
Medan

3 November 20253 November 2025

Petisi Siswa Tolak TKA Perlu Didengar  Kemendikdasmen  Ilustrasi

Ukuran Font

Kecil Besar

14px

MEDAN (Waspada.id): Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Fahriza Marta Tanjung, Minggu (2/11) menyampaikan siswa yang menolak Tes Kemampuan Akademik(TKA) bagi siswa SMA/SMK perlu didengar Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikasmen). Hal itu terlihat pada penandatanganan petisi pembatalan Tes Kemampuan Akademik (TKA) di laman change.org.

Menurut Fahriza Marta Tanjung, seharusnya memang suara yang disampaikan oleh siswa tersebut didengarkan oleh pihak Kementerian. Karena mendengarkan suara siswa merupakan perwujudan budaya positif dalam pendidikan yang ingin memajukan kepemimpinan siswa.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

IKLAN

“Namun kami memahami kalau Kementerian tidak bisa memenuhi keinginan siswa karena boleh dikatakan persiapan untuk pelaksanaan TKA sudah lebih dari 90%. Tidak mudah untuk menghentikannya secara tiba-tiba,”ujarnya.

Lanjutnya, untuk tahun depan mungkin suara-suara siswa seperti yang disampaikan lewat petisi ini perlu didengarkan.. Evaluasi perlu dilakukan, dimana titik-titik lemah TKA perlu diperbaiki.

Termasuk juga output dari TKA ini yang berupa sertifikat.. Kalau kita dengar dari apa yang disampaikan oleh Panitia Seleksi Mahasiswa Baru, bahwa Sertifikat TKA memang digunakan sebagai salah satu pertimbangan untuk seleksi, tetapi nilainya tidak mempengaruhi hasil seleksi. “Jadi, pihak Perguruan Tinggi(PT) saja belum mempercayai hasil dari TKA, wajar kalau banyak siswa juga kecewa,”kata Fahriza Marta Tanjung.

Sudah 240.933 tandatangan

Sebagaimana dilihat pada laman change.org. Seorang siswa menuliskan keluhannya terkait TKA. Sebagai salah satu dari banyak siswa yang akan menghadapi TKA 2025, saya, bersama teman-teman seangkatan, merasakan keprihatinan yang mendalam.

Sistem baru ini tidak hanya menambah tekanan pada kami, tetapi juga mempermainkan masa depan pendidikan kami. Di sekolah saya sendiri, kami menggunakan Kurikulum Merdeka, yang pada akhirnya memberikan banyak sekali dampak negatif di sisi murid. Kemudian, tiba-tiba TKA diadakan.

Hal ini menyulitkan kami untuk merasakan stabilitas dan kepastian atas pendidikan yang seharusnya memberi arah yang jelas.(id18)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |