PEMATANG SIANTAR (Waspada.id): Proyek Fasilitator Daerah (Fasda) Perubahan yang dijalankan Tanoto Foundation memasuki tahun ketiganya pada 2025. Salah satu fokus utama program tahun ini adalah penguatan pembelajaran berbasis STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics) di Kota Pematang Siantar, Sumatera Utara.
Inisiatif ini merupakan tindak lanjut dari program Kementerian Pendidikan yang mendorong pengembangan materi ajar tematik dengan pendekatan lintas disiplin ilmu. Melalui STEM, pembelajaran sains, teknologi, rekayasa, dan matematika disatukan menjadi satu pengalaman belajar yang utuh dan aplikatif bagi siswa.
Scroll Untuk Lanjut Membaca

IKLAN
Berbeda dengan proyek-proyek sebelumnya yang menitikberatkan pada pembelajaran aktif atau pengembangan media ajar, proyek STEM kali ini berfokus pada perubahan pola mengajar guru agar lebih menarik dan kontekstual.
Penguatan pembelajaran berbasis STEM ini dilaksanakan oleh Fasda Perubahan (Fasper) dari Team Geulisnum Pisan yang terdiri dari Renny LB.Sinaga,S.Pd (Ketua), Pattricia Sirait,S.Pd (Sekretaris), Berliana Saragih (Bendahara), dan Sri Rezeki,S.Pd (Anggota), dengan Proyek Pendekatan STEM untuk Peningkatan Literasi Numerasi guru di UPTD SDN 125554 Pematangsiantar.
“Target dari proyek ini sebenarnya lebih pada bagaimana guru mampu mengubah desain pembelajaran di kelas menjadi lebih menarik dan bermakna dengan pendekatan STEM,” ujar Mesri Yanti Gultom, dari Project Management Unit Tanoto Foundation, Kamis (30/10).
Menurutnya, inisiatif yang dilakukan para fasilitator daerah (FASDA) di Pematangsiantar menjadi langkah konkret untuk menindaklanjuti arah kebijakan pemerintah dalam memperluas praktik pembelajaran berbasis STEM di sekolah.
“Inisiatif teman-teman FASDA di Pematang Siantar ini bisa kita anggap sebagai tindak lanjut dari apa yang sudah direncanakan pemerintah. Mereka menjadi perpanjangan tangan di daerah,” katanya.
Tahun ini, proyek STEM melibatkan empat FASDA dan menyasar 17 sekolah dasar. Setiap sekolah mengirim tiga guru perwakilan, terdiri atas dua guru kelas rendah dan satu guru kelas tinggi. Selain STEM, Tanoto Foundation juga menjalankan proyek lain bertema pembelajaran mendalam, yang melibatkan 10 sekolah menengah dengan perwakilan guru dari mata pelajaran Matematika, IPA, dan IPS.
Proyek Pembelajaran mendalam ini dilakukan Fasda Tim Bincang Santai Kota Pematangsiantar, yang beranggotakan Ion Genesis Situmorang, Daud Siregar, Judo Hamdani, dan dibantu Triwahyuni Tampubolon, dan Oktavia A. Purba Girsang. Mereka berinisiatif melaksanakan program pelatihan komprehensif bagi guru SMP di Kota Pematangsiantar yang berfokus pada pendekatan Pembelajaran Mendalam (Deep Learning) dengan mengintegrasikan unsur pembelajaran aktif MIKiR (Mengalami, Interaksi, Komunikasi, dan Refleksi) dan Pertayaan PIT (Produktif, Imaginatif, dan Terbuka) sebagai salah satu strategi untuk meningkatkan kemampuan literasi dan numerasi peserta didik.
Mesri menyebutkan, pemilihan sekolah dilakukan berdasarkan data rapor pendidikan kabupaten, dengan sasaran utama sekolah-sekolah yang memiliki capaian literasi dan numerasi di bawah kategori sedang, yakni di bawah 60 persen.
“Kami memilih sekolah-sekolah dengan nilai literasi dan numerasi rendah agar intervensinya lebih berdampak. Fokusnya memang bukan pada produk fisik, tetapi perubahan perilaku dan kompetensi guru,” jelas Mesri.
Lebih lanjut, Mesri menekankan bahwa proyek ini diarahkan untuk mempersiapkan guru-guru champion yang dapat menjadi aset dan penggerak pendidikan di daerah masing-masing.
“Kami berharap guru-guru yang kami latih ini bisa menjadi champion di daerahnya sendiri. Tidak perlu lagi menunggu narasumber dari Jakarta karena sumber daya sudah ada di sini,” ujarnya.
Dalam pelaksanaan proyek, para guru dibekali kemampuan manajemen proyek, kolaborasi lintas lembaga, hingga komunikasi efektif dengan pemangku kepentingan pendidikan. Dukungan dari kepala sekolah juga menjadi faktor penting agar hasil pelatihan tidak berhenti pada peserta semata, tetapi dapat diimbaskan ke seluruh guru di sekolah.
“Kami ingin pelatihan ini berdampak luas. Karena itu dukungan kepala sekolah penting, baik dalam penyediaan waktu, jadwal, maupun fasilitas sederhana seperti ruang kegiatan dan ATK,” tutup Mesri.
Kontribusi Besar Tanoto Foundation

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Pematangsiantar, Dani Lubis menyebutkan, Program Tanoto Foundation dinilai memberikan kontribusi besar terhadap peningkatan kualitas pendidikan di Kota Pematangsiantar. Dia menegaskan bahwa kolaborasi dengan Tanoto Foundation telah membawa perubahan nyata dalam mutu pembelajaran di berbagai satuan pendidikan.
“Program Tanoto Foundation ini sangat membantu peningkatan kualitas pendidikan di Kota Pematangsiantar,” ujarnya.
Menurutnya, Tanoto Foundation telah berkiprah di dunia pendidikan di Pematangsiantar sejak tahun 2017. Artinya, selama tujuh tahun terakhir, berbagai program peningkatan kapasitas guru, literasi, dan numerasi telah menunjukkan hasil signifikan.
“Kemampuan literasi dan numerasi peserta didik semakin baik. Berdasarkan hasil penilaian Rapor Pendidikan, semuanya menunjukkan angka yang naik secara signifikan. Saat ini kita berada pada posisi 77,73 persen, artinya sudah tuntas untuk kemampuan literasi dan numerasi di jenjang SD dan SMP,” jelasnya.
Ia menyebutkan, sejumlah sekolah di Pematangsiantar telah mendapat pendampingan dari Tanoto Foundation, dan setiap tahun jumlahnya terus bertambah. Tahun ini, dua sekolah yang mendapat pendampingan khusus adalah SDN 122524 dan SMPN 9 Pematangsiantar.
Selain fokus pada peningkatan kemampuan siswa, Tanoto Foundation juga menjalankan program pembinaan bagi guru melalui fasilitator daerah (Fasda). Para Fasda ini berperan melakukan pengimbasan pengetahuan dan metode pembelajaran ke guru-guru lain di sekolah masing-masing.
“Di Pematangsiantar ada sekitar 20 Fasda, dan mereka sangat proaktif melakukan pengimbasan ke sekolah-sekolah. Kami juga terus berkoordinasi dan bersinergi dengan Tanoto Foundation untuk memperluas dampak positifnya,” tambahnya.
Dinas Pendidikan mencatat, di Pematangsiantar terdapat 114 satuan pendidikan jenjang SD, terdiri atas 65 UPTD negeri dan 49 sekolah swasta. Sementara di jenjang SMP terdapat 42 sekolah, dengan 14 sekolah negeri dan 28 sekolah swasta.
Ia berharap, kerja sama yang terjalin baik dengan Tanoto Foundation dapat memperkuat visi dan misi Pemerintah Kota Pematangsiantar dalam membangun kota pendidikan yang unggul.
“Kami berharap kolaborasi ini terus berlanjut, sejalan dengan visi Bapak Wali Kota untuk mewujudkan Pematangsiantar sebagai kota pendidikan dengan infrastruktur yang unggul, selaras dengan arah pembangunan nasional dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia,” tutupnya. (id09)
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.



 7 hours ago
                                2
                        7 hours ago
                                2
                    
















































