DOB Aceh Malaka Dan Panton Labu, Ir. Hatta: Pemekaran Bukan Perjalanan Politik Melainkan Perjalanan Hati

2 hours ago 3
Aceh

7 November 20257 November 2025

 Pemekaran Bukan Perjalanan Politik Melainkan Perjalanan Hati

Ukuran Font

Kecil Besar

14px

“Sebuah wilayah boleh terpisah oleh garis, namun tidak boleh terpisah oleh nurani. Karena yang membangun negeri bukan luas tanah, melainkan luas hati mereka yang mengelolanya.”

UNGKAPAN penuh makna itu diutarakan oleh akademisi dari Kampus Politeknik Negeri Lhokseumawe (PNL) ,Ir. Muhammad Hatta, kepada Waspada.id, Jumat (7/11) pagi. Kata Bung Hatta (sapaan akrabnya), pemekaran wilayah bukan sekadar menggambar batas baru di atas peta, tetapi ikhtiar manusia mencari keseimbangan antara jarak dan keadilan.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

IKLAN

Ia lahir dari kerinduan akan pelayanan publik yang lebih dekat, pemerataan pembangunan yang lebih nyata, serta harapan agar setiap sudut negeri turut merasakan denyut kemajuan. Namun di balik semangat itu, tersimpan tanggung jawab besar: memastikan bahwa setiap perubahan benar-benar membawa manfaat bagi manusia dan kemanusiaan.

Secara ilmiah, sebut Bung Hatta, pemekaran harus berlandaskan kajian yang komprehensif, berpijak pada rasionalitas dan kesiapan nyata, bukan sekadar pada gejolak emosional atau dorongan politik sesaat. Kekuatan fiskal, kapasitas birokrasi, serta daya dukung sosial dan budaya menjadi fondasi penting agar daerah baru mampu tumbuh mandiri tanpa melemahkan wilayah induknya.

Bila tata kelola dirancang dengan bijak dan berbasis potensi lokal seperti pertanian, maritim, perdagangan, dan industri rakyat, maka sebut Bung Hatta, pemekaran justru dapat menjadi katalisator pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan. Namun bila dilakukan tanpa kesiapan yang matang, ia berisiko menimbulkan tumpang tindih kebijakan, beban administratif, dan berkurangnya efisiensi pembangunan.

“Pemekaran sejatinya bukan perjalanan politik, melainkan perjalanan hati. Tentang bagaimana manusia membangun tanpa harus memisahkan, memperkuat tanpa harus melemahkan yang lain,” ucap Muhammad Hatta.

Daerah baru dan daerah induk, lanjut Hatta, adalah dua sisi dari satu kesatuan; keduanya seharusnya saling melengkapi dalam nadi pembangunan bangsa. Di sinilah pentingnya menumbuhkan rasa kebersamaan dan saling percaya, agar pemekaran tidak menumbuhkan sekat, melainkan menjadi jembatan yang menghubungkan potensi.

“Sebab pembangunan yang sejati bukan tentang siapa yang lebih cepat maju, tetapi bagaimana semua pihak tumbuh bersama dalam keadilan dan harmoni.”

Pemekaran, kata Hatta lagi, lebih dari sekadar persoalan administratif, pemekaran menuntut kejujuran niat dan kemurnian visi. Ia harus lahir dari semangat pengabdian, bukan ambisi; dari kehendak untuk melayani, bukan sekadar memiliki. Ketika seluruh pemangku kepentingan mulai dari pemerintah, akademisi, ulama, dan masyarakat duduk dalam satu majelis musyawarah, maka pemekaran akan menjadi ladang kolaborasi, bukan perbedaan.

“Di situlah ruh pembangunan berkeadaban menemukan maknanya.Janganlah pemekaran menjadi sekat yang memisah, jadikan ia jembatan yang menyatukan cita. Sebab kemajuan sejati bukan ketika peta berubah rupa, melainkan ketika manusia di dalamnya hidup lebih bahagia,” sebut Hatta dengan nada puitis.

Kemudian dia melanjutkan, pemekaran pada akhirnya bukan tentang memperbanyak wilayah, melainkan memperluas kesejahteraan. Ia menuntut kebijakan yang rasional, kebijaksanaan yang arif, dan kepekaan yang manusiawi. Kita tidak sedang memecah ruang, melainkan sedang menumbuhkan harapan. Tidak sedang membagi kekuasaan, melainkan sedang mengukir masa depan yang lebih adil dan dekat dengan rakyat.

“Pada akhirnya, bukan luas wilayah yang menentukan kejayaan, tetapi luasnya kebijaksanaan yang menuntun setiap langkah pembangunan. Perlu diingat, pemekaran bukan perjalanan politik melainkan perjalanan hati,” demikian Ir. Muhammad Hatta memberikan pandangannya terhadap isu pemekaran DOB Aceh Malaka dan Panton Labu seperti yang disampaikan tokoh Aceh Utara, Terpiadi A. Madjid.

Maimun Asnawi, S.HI.,M.Kom.I

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |