IHSG Cetak Rekor Tertinggi, Namun Investor Wajib Tetap Hati-hati

3 hours ago 5

JAKARTA (Waspada.id): Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali mencetak rekor tertinggi di level 8.394 pekan lalu ditopang aksi beli bersih investor asing senilai Rp3,3 triliun dan sentimen positif dari data ekonomi domestik yang solid.

Pencapaian ini terjadi di tengah tekanan di pasar global, khususnya Wall Street yang mengalami koreksi akibat kekhawatiran valuasi saham teknologi AI.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

IKLAN

“Pasar Indonesia menunjukkan resiliensi yang kuat. Investor asing melihat valuasi yang atraktif didukung pertumbuhan PDB 5,04% dan inflasi terkendali di 2,86%,” ujar Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), Hari Rachmansyah, Senin (10/11).

Perbankan dan Telekomunikasi Jadi Target Akumulasi Asing

Data PT Indo Premier Sekuritas menunjukkan dana asing mengalir dominan ke sektor perbankan dan telekomunikasi. BBCA mencatat akumulasi terbesar senilai Rp 1,2 triliun, diikuti TLKM dengan Rp 814 miliar sepanjang pekan lalu.

“Sentimen rebalancing indeks MSCI menjadi salah satu pendorong utama masuknya dana asing, selain fundamental ekonomi domestik yang tetap solid,” tandas Hari.

Konsolidasi Terbatas Pekan Ini

Memasuki pekan 10-14 November 2025, Hari memprediksi IHSG akan memasuki fase konsolidasi dengan pergerakan sideways di kisaran support 8.260 dan resistance 8.620.

Secara global, pasar diperkirakan bergerak hati-hati menyusul ketidakpastian arah kebijakan The Fed dan rilis data ekonomi AS. Di domestik, pelaku pasar akan mencermati kebijakan pemerintah terkait pengawasan rokok ilegal dan cukai hasil tembakau yang dapat memengaruhi sektor konsumer.

Pasar juga menanti dua katalis potensial yang dapat menggerakkan sentimen pekan ini: rumor IPO Superbank yang dikabarkan berlangsung November ini serta isu merger GRAB dan GOTO yang kali ini melibatkan Danantara sebagai pihak strategis.

“Kedua isu ini berpotensi menjadi penggerak pasar positif, terutama untuk sektor teknologi dan finansial digital,” jelas Hari.

Strategi Buy on Weakness

Indo Premier Sekuritas merekomendasikan trader mengadopsi strategi buy on weakness dengan fokus pada tiga sektor defensif: perbankan yang masih menarik akumulasi asing dengan fundamental solid, konsumsi yang didukung daya beli masyarakat yang stabil dan infrastruktur yang mendapat sorotan seiring program pemerintah.

“Sementara itu investor sebaiknya fokus pada saham berfundamental kuat sambil mencermati perkembangan sentimen makro dan global,” saran Hari.

Secara teknikal, IHSG diprediksi bergerak di range 8.260 – 8.620 pekan ini, dengan tren sideways menguat terbatas. Merespons dinamika pasar ini, IPOT yang kini telah bertransformasi menjadi Wealth Creation Platform merekomendasikan strategi trading buy on weakness yang berfokus pada saham perbankan, konsumsi, dan infrastruktur dengan Booster Modal dan instrumen obligasi yang kesemuanya ini bisa dikelola dengan fitur Multi-Account untuk memisahkan setiap strategi ataupun tujuan investasi sehingga risiko lebih mudah untuk dikelola dan fitur Shared Access yang dapat digunakan keluarga dan komunitas untuk berkolaborasi dan berinvestasi bersama.

1. Buy BBCA (Entry: 8675, Target Price (TP): 9175 dan Stop Loss (SL): 8450). Sepanjang sepekan terakhir, BBCA mencatat akumulasi asing sebesar Rp1,2 triliun, menunjukkan minat beli yang kuat dari investor asing. Secara teknikal, pergerakan harga BBCA masih bertahan di atas dynamic support EMA-5, menandakan tren penguatan masih terjaga dan membuka peluang kelanjutan uptrend pada pekan depan, terutama jika volume beli asing terus berlanjut.

2. Buy TLKM (Entry: 3470, TP: 3860 dan SL: 3390). Sepanjang sepekan terakhir, TLKM tercatat masih diakumulasi asing senilai Rp814 miliar, menandakan kepercayaan investor terhadap prospek emiten telekomunikasi ini masih kuat. Secara teknikal, TLKM tetap bergerak dalam tren naik dengan harga yang bertahan di atas dynamic support EMA-5, sehingga selama pola uptrend ini terjaga, potensi penguatan TLKM di pekan depan masih terbuka lebar.

3. Buy EMTK (Entry: 1275, TP: 1510 dan SL: 1125). EMTK melanjutkan tren penguatannya dengan konfirmasi volume besar pada perdagangan Jumat lalu, mengindikasikan momentum beli yang solid. Potensi kenaikan masih terbuka di pekan ini, didukung sentimen positif dari masuknya EMTK ke dalam indeks LQ45 serta rumor IPO anak usahanya, Superbank, yang dikabarkan akan berlangsung pada November ini, sehingga menarik perhatian investor terhadap prospek pertumbuhan grup EMTK ke depan.

4. Buy Obligasi PBS38 dan PBS3. Instrumen pendapatan tetap juga menarik untuk diperhatikan pekan ini. Bagi investor yang ingin memperoleh imbal hasil maksimal, seri PBS38 dengan YTM 6,66% dapat menjadi pilihan utama karena menawarkan return kompetitif dengan tenor panjang. Sementara itu, untuk investor yang lebih mengutamakan fleksibilitas dengan tenor jangka pendek, seri PBS3 dengan YTM 4,58% tetap memberikan peluang menarik. (id09)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Read Entire Article
Berita Kasus| | | |