
Ukuran Font
Kecil Besar
14px
MADINAH (Waspada): Haru dan bahagia menyelimuti hati Maimunah (foto), warga Kota Medan, Sumatera Utara, yang tahun ini berkesempatan menunaikan ibadah haji menggantikan sang ibunda yang telah wafat beberapa bulan lalu.
Maimunah tergabung dalam kloter pertama jemaah haji dari provinsinya. Namun keberangkatannya ke Tanah Suci bukanlah hasil dari daftar tunggu biasa.
Scroll Untuk Lanjut Membaca
IKLAN
Ini adalah kisah tentang cinta seorang anak yang menunaikan impian sang ibu, almarhumah Darwati Pulungan, 67, yang meninggal dunia hanya lima bulan sebelum keberangkatan haji.
“Ibu daftar haji dari 12 tahun lalu. Dulu katanya cuma 8 tahun nunggu, tapi karena pandemi Covid-19, jadi molor sampai 12 tahun,” tutur Maimunah, matanya mulai berkaca-kaca.
Harapan besar itu sempat memudar ketika Darwati dimasukkan ke dalam daftar cadangan untuk keberangkatan 2024. Meski statusnya belum pasti, almarhumah tetap semangat. Ia langsung melunasi ongkos haji senilai Rp52 juta dan mulai membeli seluruh perlengkapan, dari pakaian, mukena, hingga koper.
“Ibu malah dikasih tahu berangkatnya tahun 2025, tapi beliau sama sekali tidak sedih. Seperti sudah siap,” kenang Maimunah lirih.
Namun takdir berkata lain. Pada 16 Januari, Darwati berpulang dalam usia 67 tahun tanpa menderita sakit. Maimunah dan ketiga saudaranya diliputi duka mendalam, terlebih karena sang ibu begitu sering bercerita tentang rencana berhaji.
Tak ingin larut dalam kesedihan, Maimunah kemudian mencari informasi ke Kementerian Agama di Tapanuli Utara. Dari sana, ia tahu bahwa porsi haji ibunya bisa digantikan oleh ahli waris.
“Sebenarnya belum ada rencana haji, karena saya sedang mempersiapkan pernikahan anak pertama saya,” ujarnya. Tapi ia tahu, amanah ibunya harus ditunaikan.
Proses penggantian ia tempuh dengan tabah. Maimunah rela menempuh perjalanan darat 12–14 jam dari Medan ke Tapanuli Utara untuk mengurus dokumen. Hanya dalam waktu kurang dari seminggu, keputusan turun, ia resmi menggantikan ibunya sebagai calon jemaah haji.
“Semua perlengkapan sudah ada. Saya ibarat tinggal bawa badan saja. Sekarang barang-barang itu saya yang pakai,” ucapnya, senyum tipis menghias wajahnya yang dibasuh air mata haru.
Di Madinah, Maimunah memanfaatkan lokasi hotel yang dekat dengan Masjid Nabawi untuk menunaikan salat lima waktu di masjid yang menjadi salah satu tempat suci umat Islam itu. Meski perasaannya masih campur aduk, ia mencoba menata hati.
“Bisa berangkat berhaji tapi perasaan campur aduk. Rasanya belum usai sedihnya, sudah harus berangkat. Bahkan saya tidak sempat ikut manasik karena semua dadakan. Manasik sudah selesai,” tutupnya. (m33)
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.