Ukuran Font
Kecil Besar
14px
Oleh Dr. Bukhari, M.H., CM
Musuh kita bukan lagi penjajah berseragam kolonial, melainkan korupsi, kemalasan, ketidakadilan, dan penyalahgunaan wewenang yang menggerogoti tubuh pemerintahan dan masyarakat Aceh dari dalam.
Scroll Untuk Lanjut Membaca

IKLAN
Setiap 10 November bangsa ini memperingati Hari Pahlawan dengan upacara, tabur bunga, dan orasi yang menyentuh hati. Namun di tengah gegap gempita peringatan itu, muncul pertanyaan reflektif: apakah semangat kepahlawanan masih hidup dalam diri kita, atau hanya tinggal seremoni tahunan tanpa makna? Bila dulu pahlawan berjuang dengan senjata, hari ini perjuangan sejati justru terjadi di ruang amanah tempat seseorang diuji untuk jujur, adil, dan berintegritas di tengah godaan kekuasaan dan kepentingan pribadi.
Aceh memiliki sejarah panjang tentang pahlawan yang memadukan iman dan keberanian. Dari Sultan Iskandar Muda, Cut Nyak Dhien, hingga Tgk. Chik di Tiro, mereka tidak hanya berperang secara fisik, tetapi juga menegakkan keadilan dan martabat bangsa. Kini, medan perang itu telah bergeser.
Musuh kita bukan lagi penjajah berseragam kolonial, melainkan korupsi, kemalasan, ketidakadilan, dan penyalahgunaan wewenang yang menggerogoti tubuh pemerintahan dan masyarakat Aceh dari dalam.
Dari aspek hukum, amanah bukan sekadar nilai moral, tetapi kewajiban konstitusional. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dari KKN menegaskan pentingnya asas akuntabilitas dan tanggung jawab dalam menjalankan jabatan publik.
Dalam konteks Aceh, prinsip amanah ini sejalan dengan nilai-nilai syariat Islam sebagaimana tertuang dalam Qanun Nomor 11 Tahun 2002 tentang Pelaksanaan Syariat Islam Bidang Aqidah, Ibadah, dan Syiar Islam yang mengajarkan kejujuran dan tanggung jawab sebagai bagian dari iman. Maka, pejabat publik di Aceh sejatinya memikul dua beban moral sekaligus: hukum negara dan hukum Tuhan.
Namun realitas hari ini sering kali berbanding terbalik. Di berbagai lini, amanah berubah menjadi peluang memperkaya diri. Banyak pejabat yang melupakan sumpah jabatannya, aparatur yang abai pada tugas pelayanan, bahkan tenaga pendidik yang kehilangan semangat mencetak generasi berakhlak. Kita sering menyaksikan bagaimana proyek rakyat digelapkan, bantuan sosial tidak tepat sasaran, dan fasilitas publik terbengkalai karena lemahnya pengawasan dan nurani. Dalam kondisi ini, pahlawan sejati bukan lagi mereka yang berjuang di medan perang, melainkan mereka yang berani berkata benar di tengah sistem yang salah.
Aceh membutuhkan pahlawan baru bukan yang menghunus rencong, tetapi yang menegakkan amanah di ruang kerja, ruang kelas, dan ruang pelayanan publik. Pahlawan baru itu adalah birokrat yang menolak suap, guru yang tetap mengajar dengan hati meski gaji terbatas, hakim yang menolak intervensi politik, serta mahasiswa yang memperjuangkan kebenaran tanpa takut kehilangan posisi sosial.
Jika nilai-nilai amanah kembali ditegakkan, maka semangat kepahlawanan akan hidup dalam bentuk yang lebih luhur. Karena sesungguhnya, dalam perspektif hukum Islam, setiap pemimpin adalah khalifah yang akan dimintai pertanggungjawaban atas setiap titipan rakyat. Rasulullah ﷺ pernah bersabda: “Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Hari Pahlawan seharusnya menjadi momentum bagi seluruh elemen di Aceh untuk menyalakan kembali nyala amanah itu. Bukan dengan mengulang kisah heroik masa lalu semata, tetapi dengan menulis kisah baru tentang kejujuran, pengabdian, dan integritas di era modern. Sebab dalam dunia yang sarat kepentingan ini, menjaga amanah adalah jihad terbesar, dan mereka yang memenangkannya itulah pahlawan sejati Aceh hari ini.
Penulis adalah konsultan hukum dan Mediator PMN LBH Qadhi Malikul Adil
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.






















































