Ukuran Font
Kecil Besar
14px

Menteri Kebudayaan Fadli Zon mengunjungi Museum Chhatrapati Shivaji Maharaj Vastu Sangrahalaya (CSMVS) di Mumbai, India, dalam lawatan kenegaraan dalam rangkaian WAVES Summit 2025, Minggu (4/5). Waspada/Ist
JAKARTA (Waspada) : Menteri Kebudayaan, Fadli Zon melanjutkan lawatan kenegaraan dalam rangkaian WAVES Summit 2025, Minggu (4/5), dengan melakukan ekskursi budaya ke beberapa museum dan situs bersejarah di kota Mumbai, India. Salah satunya Museum Chhatrapati Shivaji Maharaj Vastu Sangrahalaya (CSMVS).
Scroll Untuk Lanjut Membaca
IKLAN
Pada kesempatan kunjungan tersebut, Menteri Fadli Zon menyebutkan bahwa sebagai sebuah museum, CSMVS menyimpan lebih dari 70.000 koleksi dari berbagai wilayah di India,
termasuk artefak Peradaban Lembah Indus, patung Gupta, seni miniatur Mughal, hingga seni kontemporer. “Ini merupakan kesempatan penting untuk mempelajari pengelolaan warisan
budaya dalam konteks museum,” sebutnya.
Museum Chhatrapati Shivaji Maharaj Vastu Sangrahalaya (CSMVS) merupakan bagian dari ansambel Victorian Gothic dan Art Deco Mumbai yang telah diinskripsi UNESCO sejak 2018, serta meraih penghargaan UNESCO Asia-Pacific Awards untuk kategori konservasi cagar budaya pada tahun 2022. Museum ini dikunjungi sekitar 2.500 orang per hari, dengan
berbagai kegiatan edukatif yang melibatkan keluarga, anak-anak, dan komunitas.
“Indonesia bisa belajar dari pendekatan CSMVS dalam mengintegrasikan konservasi dengan penggunaan teknologi, serta partisipasi berbagai stakeholders termasuk melalui kerangka
public-private partnership (PPP). Dengan penguatan museum sebagai pusat interaksi budaya yang dinamis, kita dapat memperluas akses masyarakat terhadap edukasi sejarah dan
memastikan keberlanjutan pemajuan kebudayaan,” tambahnya.
Di hari yang sama, Menbud Fadli Zon juga mengunjungi situs budaya Gateway of India, sebuah monumen gapura yang terkenal dan memiliki nilai sejarah di Mumbai.
Menteri Fadli mengungkapkan bahwa Indonesia dan India memiliki sejarah panjang solidaritas antikolonialisme. “Monumen yang terletak di kawasan tepi laut Apollo Bunder dan menghadap
langsung ke Laut Arab ini menunjukkan bahwa pelestarian dan pemanfaatan situs-situs sejarah sangat penting untuk memperkuat identitas bangsa, dan mewariskan semangat perjuangan kepada generasi mendatang,” ucapnya.
Gateway of India merupakan monumen bersejarah yang menjadi titik keberangkatan terakhir pasukan Inggris pada 28 Februari 1948 setelah India meraih kemerdekaan pada 15 Agustus
- Dibangun tahun 1924 untuk menyambut kunjungan Raja George V dan Ratu Mary, monumen ini kini menjadi simbol penting menandai berakhirnya kekuasaan Inggris dan lahirnya kedaulatan penuh bagi bangsa India
Ekskursi dilanjutkan dengan mengunjungi hotel historis The Taj Mahal Palace Mumbai. Hotel yang dibangun oleh Jamsetji Tata pada 1903 sebagai bentuk perlawanan terhadap diskriminasi rasial pada masa kolonial. Saat Perang Dunia I, hotel ini sempat diubah menjadi rumah sakit sementara yang menampung 600 tempat tidur. Mahatma Gandhi juga pernah menggunakan ballroom hotel ini untuk menyampaikan pidato kepada otoritas Inggris tentang kemerdekaan India. Pada malam bersejarah 14 Agustus 1947, Lord Louis Mountbatten, Viceroy terakhir Inggris di India, menyampaikan pidato terakhirnya di sini sebelum
menyerahkan kekuasaan kepada India yang baru merdeka.
Kunjungan diakhiri dengan Sawala Budaya, pertemuan Menteri Fadli Zon dengan Diaspora dan Perwakilan Republik Indonesia di Mumbai. Pertemuan tersebut dilakukan di Wisma Konjen RI Mumbai. Kepada Diaspora dan Perwakilan Republik Indonesia di Mumbai, India, Menbud Fadli berdialog dan menyampaikan bahwa national interest Kementerian Kebudayaan
Republik Indonesia adalah memajukan Kebudayaan Nasional Indonesia di tengah peradaban dunia. (j01)
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.